Kiat Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam

Saudaraku, untuk menjadi sukses itu tidaklah mudah, hanya dengan proses sedikit ? mungkin saja, kalo Allah Ta’ala menghendaki. Namun, secara fitrah dan sunnatullah kalo kita mau sukses harus pake ikhtiar dan usaha yang optimal, butuh waktu yang tidak sedikit, dan tentu saja butuh support doa yang oke. Tidak sekedar usaha tok, tapi usaha yang optimal dan sungguh-sungguh. gitu bro…

Untuk mencapai kemenangan, Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan kiat-kiat sukses bagi kita yang mau mendapatkan KESUKSESAN yang haqiqi. KESUKSESAN yang haqiqi itu adalah kalo kita berhasil dan bahagia di AKhirAt nanti. Itu berarti kita Juga suKseS di Dunia, bagaimana bisa? bisa aja, KesukSesan Dunia itu akan membawa keSukSesan Akhirat, bagaimanapun kondisinya di dunia itu….kalopun di dunianya, seseorang itu miskin, namunkalo di akhirat nanti ia masuk surga dan mendapatkan kebahagiaan , maka ke-miskin-annya itulah yang membuat di sukses di dunia dan akhirat, miskin tapi sholeh…it’s good choice man…

Nih dia, tips2 yang Allah berikan buat kita ?

“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah, Mereka itulah orang-orangyang memperoleh kemenangan “

“Tuhan Menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat keridaan dan surga, mereka memperoleh kesenangan yang kekal di dalamnya“

“Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, Sungguh, di sisi Allah terdapat pahala yang besar”

At-Taubah : 20 – 22

Subhanallah…
saudaraku, itulah salah satu tanda kasih sayang Allah ama kita, so … kalo emang kita pingin jadi orang sukses versi yang sebenarnya, yaitu kesuksesan dari Allah, maka marilah kita baca ayat-ayat di atas, kita hafalkan , kita pahami makna dan tafsirnya, serta kita berusaha untuk mengamalkan dalam setiap sisi dan setiap sudut kehidupan kita. Insya Allah akan sangat bermanfaat menambah catatan amal dan bekal kita dalam menghadap Allah Ta’ala di yaumul hisab nanti. dan Lebih baik lagi kalo kita ajarkan…biar nyambung pahalanya

Selamat Berjuang Untuk Kesuksesan yang Haqiqi
Jalan ke Surga itu Masih Panjang … So..let’s give the best to Allah…

Mujahid Never Die

bungakehidupan.wordpress.com

Tahukah anda perbedaan waktu didunia dan di akhirat…???

Waktu didunia dan di akhirat sangat jauh jaraknya, perbedaan yang akan dilalui sangat panjang. Waktu yang anda lalui diakhirat selama satu hari tetapi didunia adalah 1000 tahun, maha besar Allah swt dengan segala ciptaannya. Kalau kita bayangkan sungguh tidak mungkin terjadi atau diluar nalar pikiran kita, apa yang dilalui kita selama sehari didunia seribu tahun waktu yang berjalan di akhirat Subhanallah…

Allah bertanya: “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?” Mereka menjawab: “Kami tinggal sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.” Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui.” (QS. Al Mu’minuun, 23: 112-114)

Kejadian yang pernah dilalui Nabi Muhammad SAW yaitu Isra Mi’raj, perjalanan yang kalau diukur dengan nalar manusia sangat tidak mungkin itu lah contoh perbedaan waktu antara dunia dan akhirat. Isra Mi’raj terjadi pada tanggal 12 Rajab tahun 11 kenabian. saat itu Nabi Muhammad SAW berumur 51 tahun, Isra Mi’raj adalah perjalanan yang berbeda sebenarnya kalau kita ketahui Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad yang di berangkatkan oleh Allah swt dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso dengan menaiki Buroq sebagai kendaraannya, sedangkan Mi’raj adalah perjalanan Nabi Muhammad kelangit tertinggi yaitu Sidratul Muntaha. Disinilah Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah langsung oleh Allah swt untuk menunaikan sholat lima waktu. dan perjalanan ini hanya dilakukan dalam kurun waktu semalam. Subhanallah…

Manfaatkanlah waktumu didunia sebaik – baiknya…(Dio Prasetyo)

Ada Arti Dibalik Logo Coca Cola…!!!

KAIRO (SuaraMedia) – The Coca Cola Company dan produk-produknya banyak menuai kritik oleh berbagai sumber atas bermacam-macam alasan termasuk efek negatif produk-produk tersebut terhadap kesehatan, lingkungan, penggunaan pestisida dalam jumlah yang besar dalam produk-produknya, praktek eksploitasi buruh dan masih banyak alasan lagi. Tidak sedikit dari alasan-alasan tersebut yang membawa perusahaan tersebut menghadapi tuntutan hukum dan menciptakan kontroversi.

Satu kontroversi lagi terdapat pada logo produk Coca Cola. Bacalah logo tersebut dalam cermin atau terbalik, dalam tulisan Arab, apa yang anda dapat? Sumber dari sebuah kampanye di Mesir menuduh minuman ringan terbesar tersebut atas menyinggung Islam karena logo yang terkenal tersebut terlihat mengatakan: “No to Mohamed. No to Mecca” (Tidak untuk Muhammad. Tidak untuk Mekkah).

Pejabat lokal Coca-Cola mengatakan bahwa kampanye tersebut bermula dari internet pada Januari. Pada bulan lalu, banyak selebaran didistribusikan di masjid-masjid dan sekolah-sekolah, mengajak para pelanggan untuk memboikot minuman ringan tersebut atas dasar bahwa minuman tersebut menghancurkan agama mereka.

Maulana Kalbe Jawwad, seorang kepala keagamaan Shias, mengatakan: “Hal ini merupakan penghinaan terhadap Tuhan. Kami akan meminta Muslim di negara ini dan seluruh dunia untuk memboikot produk tersebut sampai perusahaan tersebut menarik kata-kata yang menyinggung tersebut.

Maulana mengatakan bahwa ia akan meminta semua praktisi Muslim untuk menyebarkan pesan tentangn logo “yang sangat menyinggung tersebut”.

Menguatkan pendirian Maulana, S.R. Azmi Nadvi, sarjana Bahasa Arab dan kepala sekolah dari Nadwa College yang terkenal di Lucknow, mengatakan bahwa kata-kata tersebut “berlawanan dengan agama kita”. “Saya telah melihatnya (logo tersebut) dan saya yakin bahwa logo tersebut emncemarkan yang dianggap suci,” ia menambahkan.

Ia mengatakan masalah tersebut sekarang akan dibawa kepada Dewan Hukum Personal Muslim dan Liga Dunia Arab Islam di Mekkah.

Selama lebih dari beberapa hari, logo Coca-Cola tersebut telah menjadi buah bibir seluruh kota. Botol-botol diperiksa dengan seksama seperti belum pernah melihat botol tersebut sebelumnya. Tetapi sekarang Coca-Cola, yang mengatakan bahwa “minuman tersebut dinikmati oleh lebih dari satu milyar Muslim”, melawan balik. Digelisahkan oleh kemungkinan perlawanan balik dari yang dirasa menghina, minuman tersebut berunding dengan satu dari tokoh-tokoh keagamaan yang paling senior Mesir, Sheikh Nasser Farid Wassel, yang menempatkan logo berumur 114 tahun tersebut sebelum sebuah panel para ahli keagamaan.

“Merek dagang tersebut tidak dirubah sejak logo tersebut didesain sampai sekarang,” datanglah balasannya. “Logo tersebut ditulis dalam bahasa asing dan tidak dalam bahasa Arab, dan hal ini membuktikan bahwa merek dagang tersebut tidak melukai Islam atau umat Muslim secara langsung ataupun tidak langsung.”

Sheikh Nasser mendesak mereka yang berada di balik rumor tersebut untuk “takut Tuhan” karena “tulisan tersebut mendesak Muslim untuk menyebarkan rumor-rumor tidak adil… tanpa mempunyai sebuah bukti legal bahwa mereka benar.” Ia menambahkan bahwa semua tanggung jawab untuk kampanye tersebut membahayakan pekerjaan dari ribuan warga Mesir yan bekerja pada perusahaan Coca-Cola lokal.

Coca-Cola telah melengkapi staf penjualannya dengan salinan dari putusan sheikh untuk menunjukkan perhatiannya kepada para pelanggan.

Tetapi manajer urusan luar perusahaan tersebut, Mahmoud Hamdy, mengatakan bahwa sejauh ini penjualan tidak terpengaruh. Ahmed Abdul Aziz, seorang pekerja konstruksi yang minum Coca-Cola dua atau tiga botol per hari, memegang botol minuman tersebut di depan cermin sebuah sepeda motor yang diparkir. “benar bahwa anda dapat melihatnya,” ia mengatakan. “Tetapi saya tidak akan menyerahkannya sekarang. Saya telah meminumnya bertahun-tahun tanpa masalah.” Dua tahun yang lalu, sebuah kampanye yang sama ditujukan terhadap Fanta, menuduhnya mengatakan “No to Allah” (Tidak pada Allah). Protes tersebut berakhir setelah beberapa minggu.

Rumor Coca-Cola bertepatan dengan sebuah kampanye yang jauh lebih serius terhadap sebuah novel oleh penulis Syria, Haidar Haidar, menyebut Feast dor Seaweed, dimana satu karakter menggambarkan Tuhan sebagai seorang “artis yang gagal”.

Walaupun buku tersebut pertama kali diterbitkan pada 1983, sebuah harian Islam memulai serangan proaktif bulan lalu, menuduh novel tersebut atas penghinaan terhadap Tuhan dan menggambarkan buku tersebut sebagai sebuah penghinaan kepada Muslim lebih buruk dari pada kekalahan Arab oleh Israel pada 1967, sebuah hal yang memalukan bahwa hanya dapat dihapus “oleh darah”.

Harian tersebut juga memberikan nama-nama dan alamat-alamat dari pejabat-pejabat Kementrian Budaya Mesir, yang mencetak ulang buku tersebut, dari apa yang banyak dilihat sebagai penghasutan untuk pembunuhan. Pada 8 Mei, siswa-siswa religius melakukan kerusuhan terhadap atas buku tersebut dalam protes terburuk selama bertahun-tahun.

Coca Cola juga merupakan salah satu produk milik Yahudi yang beberapa waktu lalu juga mendapat pemboikotan global seputar serangan Israel di Jalur Gaza yang menewaskan ribuan orang. (ppt/fa/pl/wp) Dikutip oleh SuaraMedia.com

globetrackr

globetrackr

Posted using ShareThis

MENGAPA HARUS SUJUD & MENGHADAP KIBLAT ???

Sujud

Umat Non-Islam, sering kali menghina Islam dengan mengatakan Islam menyembah batu Hitam di Ka’bah. Mereka sering memfitnah muslim menyembah kotak Hitam Ka’bah itu sendiri dengan alasan umat Islam selalu menghadap Ka’bah dalam melaksanakan Shalat 5 waktu, Shalat Sunnat. Umat Islam pun dilarang buang air kecil maupun besar dengan menghadap Ka’bah.

Padahal, justru mereka umat Non-Islam itu sendiri lah yang mengingkari Kitabnya yang ada ditangan mereka sendiri karena perintah menghadap Kiblat ini telah diperintahkan pula pada Nabi-Nabi sebelum Rasullullah Muhammad SAW baik dalam Perjanjian Lama maupun perjanjian baru.

Bahkan setiap Nabi memiliki Kiblat & tugu batu untuk melakukan Thawaf atau mengelilingi batu tersebut, hanya mereka umat non-Islam saja yang tidak pernah membaca Kitab mereka sehingga secara tidak sadar mereka malah menghina Kitab yang ada ditangan mereka sendiri.

Mengapa mereka tidak pernah membaca kitab mereka? Setidaknya ada 2 alasan:

  1. Bagi umat Katolik, membaca Kitabnya merupakan hal yang tabu karena membaca Alkitab harus dibimbing oleh Pastur & dihindari membaca Alkitab secara sendiri.
  2. Mereka telah merasa aman dan tidak perlu membaca alkitab secara keseluruhan karena doktrin gereja yang menjamin mereka masuk surga asal bermodal percaya & mengakui saja.

Dalam Alkitab mereka sendiri, jelas tertulis bahwa Shalat itu harus menghadap kiblat, ini ayatnya:

Mazmur 5:8 Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah KE ARAH BAIT-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau.

Mazmur 138:2 Aku hendak sujud KE ARAH BAIT-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.

Yehezkiel 44:4. Lalu dibawanya aku melalui pintu gerbang utara ke depan Bait Suci; aku melihat, sungguh, rumah TUHAN penuh kemuliaan TUHAN, maka aku sujud menyembah.

Daniel 6:10 Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka KE ARAH YERUSALEM; TIGA KALI SEHARI ia berlutut, BERDOA SERTA MEMUJI ALLAHNYA, seperti yang biasa dilakukannya.

Jelas disitu tertulis bahwa:

  1. Beribadah itu dengan Sujud, muka ke tanah, mengapa umat Non Islam tidak pernah sujud?
  2. Beribadah itu dengan menhadap ke Kiblat, mengapa umat Non Islam tidak pernah menghadap Kiblat?
  3. Disamping sujud maka ada pula berlutut, duduk diantara dua sujud, mengapa umat Non Islam tidak berlutut?
  4. Setidaknya dilaksanakan tiga kali sehari, mengapa umat Non Islam tidak setiap hari? Malah hanya satu kali per minggu?
  5. Setelah Shalat (Pray=berdoa) lalu dilanjutkan dengan memuji Allah (berdzikir), Umat mana yang melaksanakan ke lima hal ini? Umat Islam!

Setiap umat memiliki kiblatnya masing-masing, setiap umat memiliki arah masing-masing kemana dia menghadap. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Al-Qur’an:

QS.2: 148. Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

QS.2: 142. Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: “Apakah yang memalingkan mereka dari kiblatnya yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?” Katakanlah: “Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus.”

Dalam Alkitab christian pun jelas tertulis bahwa nabi-nabi terdahulu pun memiliki bait Allah masing masing… banyak sekali ayatnya… lebih dari 100 ayat dan termasuk perjanjian baru pada masa Nabi Isa sekalipun…

Dan Yesus pun tidak pernah menghapus Taurat meski satu titik kecil sekalipun, artinya Hukum Taurat & kitab-kitab para Nabi terdahulu masih tetap berlaku:

Matius 5:17. “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

Lukas 16:17 Lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum Taurat batal.

Lalu mengapa mereka malah menghina Sujud menghadap Bait Allah? Mengapa mereka menghina Shalat & mengatakan nunggang nungging?

Padahal Yesus pun Shalat dengan bersujud muka ke tanah dan Yesus pun berlutut serta merebahkan diri ke tanah persis bagaimana Muslim melaksanakan Shalat dengan Sujud, berlutut, merebahkan diri ke tanah:

Matius 26:39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”

Markus 14:35 Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya.

Dari dua ayat diatas maka dapat disimpulkan:

  1. Yesus sujud kepada Allah, sebagaimana orang Islam sujud. Tidak ada tatacara ibadah dengan sujud muka ke tanah kecuali umat Islam. Kenapa umat non Islam menghina Sujud dengan mengatakan nungging? Padahal Yesus pun sujud! Bibir mereka memuji Yesus, tapi hatinya jauh dari Yesus: Matius 15:8 Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. 15:9 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.”
  2. Yesus menyembah pada Allah, berdoa kepada Allah. Setiap yang berdoa pada Allah berarti bukan Allah & bukan Tuhan, sebagaimana saudara berdoa pada Allah, berarti saudara bukan Allah. Hanya umat Islam-lah yang murni berdoa HANYA pada Allah langsung tanpa melalui perantara Yesus, tanpa perantara Malaikat, tanpa perantara Bunda Maria, tanpa perantara Rasul atau Santo. Matius 4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan HANYA KEPADA DIA SAJALAH engkau berbakti!”
  3. Yesus maju sedikit dari ke dua muridnya sebelum sujud, artinya Yesus menjadi Imam shalat bagi ke dua muridnya. Hal semacam ini pun hanya dilaksanakan oleh umat Islam, dimana imam maju sedikit, 1 shaft didepan para makmum lainnya. Adakah umat agama lain yang melaksanakan hal demikian?
  4. Yesus tidak meminta sesuai kehendak dirinya, tapi sesuai kehendak Allah, artinya Yesus berserah diri pada Allah, berserah diri pada Allah ini artinya Muslim. Banyak sekali ayat dalam alkitab dimana Yesus berserah diri kepada Allah. Kata “Muslim” dalam bahasa arab pun berarti berserah diri pada Allah.

Dalam alkitab christian pun jelas menulis bahwa:

Nabi Ibrahim bersujud:
Kejadian 17:3 Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya…..

Nabi Lot bersujud:
Kejadian 19:1 Kedua malaikat itu tiba di Sodom pada waktu petang. Lot sedang duduk di pintu gerbang Sodom dan ketika melihat mereka, bangunlah ia menyongsong mereka, lalu sujud dengan mukanya sampai ke tanah,

Nabi Ezra bersujud:
Ezra 10:1 Sementara Ezra berdoa dan mengaku dosa, sambil menangis dengan bersujud di depan rumah Allah, berhimpunlah kepadanya jemaah orang Israel yang sangat besar jumlahnya, laki-laki, perempuan dan anak-anak. Orang-orang itu menangis keras-keras.

Nabi Yosua bersujud:
Yosua 5:14 Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah dan berkata kepadanya: ”Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini?

Nabi Daud bersujud:
Mazmur 95:6 Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita

Nabi Musa bersujud
Keluaran 34:8 Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah

Nabi Harun bersujud
Bilangan 20:6 Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian tampaklah kemuliaan TUHAN kepada mereka.

Nabi Ibrahim bersujud, Nabi Daniel bersujud, Nabi Musa bersujud, Nabi Harun bersujud, Nabi Daud bersujud, Nabi Sulaiman bersujud, Nabi Yosua bersujud, Nabi Yehezkiel & para Nabi lain pun bersujud, bahkan Yesus pun bersujud!!!

Lalu mengapa orang christian menghina muslim bersujud dengan hinaan nunggang nungging? Mengapa mereka sendiri tidak pernah sujud? Apa mereka tidak ingin mengikuti jalan para Nabi terdahulu & Nabi Isa sendiri dengan bersujud muka ke tanah? Mengapa mereka menginkari sujud yang dicontohkan para Nabi terdahulu?

Terlebih lagi, Nabi-nabi terdahulu selalu mendirikan tugu yang kemudian akan didekatnya akan didirikan Rumah Allah / Bait Allah / Betel / Baitullah.

Kejadian 31:13 Akulah Allah yang di BETEL itu, di mana engkau mengurapi TUGU, dan di mana engkau bernazar kepada-Ku; maka sekarang, bersiaplah engkau, pergilah dari negeri ini dan pulanglah ke negeri sanak saudaramu.”

Kejadian 28:18 Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil BATU yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu MENJADI TUGU dan menuang minyak ke atasnya.

Kejadian 28:22 Dan BATU YANG KUDIRIKAN SEBAGAI TUGU ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu.”

Kejadian 31:45 Kemudian Yakub mengambil SEBUAH BATU DAN DIDIRIKANNYA MENJADI TUGU.

Kejadian 31:51 Selanjutnya kata Laban kepada Yakub: “Inilah TIMBUNAN BATU, DAN INILAH TUGU yang kudirikan antara aku dan engkau–

Kejadian 31:52 TIMBUNAN BATU DAN TUGU inilah menjadi kesaksian, bahwa aku tidak akan melewati timbunan batu ini mendapatkan engkau, dan bahwa engkaupun tidak akan melewati timbunan batu dan tugu ini mendapatkan aku, dengan berniat jahat.

Kejadian 35:14 Kemudian Yakub mendirikan tugu di tempat itu, yakni TUGU BATU; ia mempersembahkan korban curahan dan menuangkan minyak di atasnya.

Matius 23:16 Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.

Jadi, mengapa mereka menghina ibadah Haji & Thawaf Keliling Ka’bah jika itu semua jelas terdapat dalam kitab mereka sendiri & juga dilakukan serta dicontohkan oleh para nabi terdahulu?

Didalam Islam, menghadap Ka’bah bukanlah merupakan suatu kebaikan, sebagaimana tertulis:

QS.2: 177. Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Ayat ber-haji pun terdapat baik dalam perjanjian baru maupun perjanjian lama, tapi insya Allah kita bahas di lain waktu.

Qs. 3 Ali Imran:85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

Semoga ini bisa menjadi penguat iman & benteng aqidah dari musuh Islam yang selalu menggunakan cara yang tidak baik dalam menyebarkan agama yang tidak benar.


MELIHAT INJIL ONLINE

MELIHAT AL-QUR'AN ONLINE

Lubang Besar di Dunia…

Apakah bumi sudah tua sehingga banyak kejadian-kejadian alam diluar logika kita, saya dikirimkan sebuah email oleh seorang teman saya yang berisi foto-foto lubang besar yang kedalamannya sangat luar biasa dan di luar jangkauan alat-alat berat buatan manusia…

Kalau menurut ilmu alam tanah terdiri dari beberapa unsur dan terdiri dari beberapa lapisan itu yang saya tau… seperti gambar di bawah ini… jadi mana mungkin bisa terjadi lubang sangat dalam, apakah tanah amblas karena exploitasi manusia air, minyak dan gas telah memulai kehancuran bumi… Allahu Alam Bisawab…

Lapisan tanah di bumi

Lapisan tanah di bumi

Mungkin anda bisa menjelaskan kejadian alam yang terjadi di beberapa negara di dunia seperti foto-foto ini yang saya ambil dari beberapa situs di internet…

Lubang besar di Guatemala

Lubang besar di Guatemala

Lubang besar di Guatemala

Lubang besar di Guatemala

Lubang besar di Guatemala

Lubang besar di Guatemala

Lubang besar di Guatemala

Lubang besar di Guatemala

Lubang besar di Benua Eropa

Lubang besar di Benua Eropa

Lubang besar berisi lava panas

Lubang gas besar berisi lava panas

Selagi melakukan pengeboran di Derweze Turkmenistan pada tahun 1971, ahli geologi tidak sengaja menemukan sebuah gua bawah tanah yang penuh dengan gas alam. Untuk menghindari pembuangan gas beracun, para ilmuwan memutuskan untuk membakar lubang tersebut. Geolog berharap api akan padam dalam beberapa hari tetapi api tetap tidak berhenti sejak saat itu. Penduduk setempat telah menamai tempat ini gua Pintu ke Neraka. Seperti yang dapat di lihat dari gambar di atas.

Lubang besar di tengah lautan

Lubang besar di tengah lautan

Lubang besar Glory yang menelan air 10jt galon perjam...

Lubang besar Glory yang menelan air 10jt galon air perjam...

Ada yang bisa menjelaskan kejadian alam ini, semuanya kita serahkan kepada Allah swt sebagai pencipta langit dan bumi beserta isinya….

Semoga alam disekitar kita masih bersahabat dengan kita… berdoalah untuk saudara-saudara kita yang tertimpa musibah agar selalu tabah menjadi hidup ini…

Lubang Besar di Dunia…

Apakah bumi sudah tua sehingga banyak kejadian-kejadian alam diluar logika kita, saya dikirimkan sebuah email oleh seorang teman saya yang berisi foto-foto lubang besar yang kedalamannya sangat luar biasa dan di luar jangkauan alat-alat berat buatan manusia…

Kalau menurut ilmu alam tanah terdiri dari beberapa unsur dan terdiri dari beberapa lapisan itu yang saya tau… seperti gambar di bawah ini… jadi mana mungkin bisa terjadi lubang sangat dalam, apakah tanah amblas karena exploitasi manusia air, minyak dan gas telah memulai kehancuran bumi… Allahu Alam Bisawab…

Lapisan tanah di bumi

Lapisan tanah di bumi

Mungkin anda bisa menjelaskan kejadian alam yang terjadi di beberapa negara di dunia seperti foto-foto ini yang saya ambil dari beberapa situs di internet…

Lubang besar di Guatemala

Lubang besar di Guatemala

Lubang besar di Guatemala

Lubang besar di Guatemala

Lubang besar di Guatemala

Lubang besar di Guatemala

Lubang besar di Guatemala

Lubang besar di Guatemala

Lubang besar di Benua Eropa

Lubang besar di Benua Eropa

Lubang besar berisi lava panas

Lubang gas besar berisi lava panas

Selagi melakukan pengeboran di Derweze Turkmenistan pada tahun 1971, ahli geologi tidak sengaja menemukan sebuah gua bawah tanah yang penuh dengan gas alam. Untuk menghindari pembuangan gas beracun, para ilmuwan memutuskan untuk membakar lubang tersebut. Geolog berharap api akan padam dalam beberapa hari tetapi api tetap tidak berhenti sejak saat itu. Penduduk setempat telah menamai tempat ini gua Pintu ke Neraka. Seperti yang dapat di lihat dari gambar di atas.

Lubang besar di tengah lautan

Lubang besar di tengah lautan

Lubang besar Glory yang menelan air 10jt galon perjam...

Lubang besar Glory yang menelan air 10jt galon air perjam...

Ada yang bisa menjelaskan kejadian alam ini, semuanya kita serahkan kepada Allah swt sebagai pencipta langit dan bumi beserta isinya….

Semoga alam disekitar kita masih bersahabat dengan kita… berdoalah untuk saudara-saudara kita yang tertimpa musibah agar selalu tabah menjadi hidup ini…

Leonardo da Vinci

Leonardo self.jpg


Royal Library of Turin
Nama lahir Leonardo di Ser Piero
Lahir 15 April 1452Vinci, Florence, yang sekarang termasuk dalam wilayah Italia
Wafat 2 Mei 1519 (umur 67)
Amboise, Touraine (sekarang Indre-et-Loire, Perancis)
Kewarganegaraan Italia
Bidang Beragam bidang dari seni dan ilmu
Aliran High Renaissance
Karya terkenal Mona Lisa, The Last Supper, The Vitruvian Man

Leonardo da Vinci (lahir di Vinci, propinsi Firenze, Italia, 15 April 1452 – meninggal di Clos Lucé, Perancis, 2 Mei 1519 pada umur 67 tahun) adalah arsitek, musisi, penulis, pematung, dan pelukis Renaisans Italia. Ia digambarkan sebagai arketipe "manusia renaisans" dan sebagai jenius universal. Leonardo terkenal karena lukisannya yang piawai, seperti Jamuan Terakhir dan Mona Lisa. Ia juga dikenal karena mendesain banyak ciptaan yang mengantisipasi teknologi modern tetapi jarang dibuat semasa hidupnya, sebagai contoh ide-idenya tentang tank dan mobil yang dituangkannya lewat gambar-gambar dwiwarna.Selain itu, ia juga turut memajukan ilmu anatomi, astronomi, dan teknik sipil bahkan juga kuliner.
[sunting] Latar Belakang

Leonardo lahir pada tahun 1452 di kota Vinci, propinsi Firenze, Italia anak dari Ser Piero Da Vinci dan Caterina, jadi nama lengkapnya yaitu Leonardo di Ser Piero da Vinci yang berarti Leonardo putra Ser Piero asal kota Vinci.

Pada usia belia, beliau sudah belajar melukis dengan Andrea del Verrocchio dan mulai melukis di Firenze.Ada kabar mengisahkan Verrochio menyatakan pensiun melukis setelah menyaksikan bahwa lukisan muridnya yang satu ini lebih bagus dari lukisannya sendiri. Selain menjadi pelukis Leonardo juga sanggup menunjukkan kemampuannya di bidang yang lain. Pada tahun 1481 Leonardo pindah ke Milan untuk bekerja dengan Adipati(Duke) di sana.Hasil karyanya selama di Milan yang paling termashur adalah Kuda Sforza yang dikerjakannya selama kurang lebih 11 tahun. Namun di situ ia tidak hanya melukis dan membuat patung saja, melainkan juga mengubah jalan-jalan sungai dan membangun kanal-kanal, serta menghibur Duke dengan memainkan lut dan bernyanyi. Lalu ia bekerja untuk Raja Louis XII dari Perancis di Milan dan untuk Paus Leo X di Roma

Sementara itu ia membantu Raphael dan Michaelangeo dalam merancang katedral Santo Petrus.Dalam hidupnya Leonardo sangat tertarik pada ilmu pengetahuan. Ia mulai mempelajari burung terbang dan mulai merancang mesin terbang. Pemikirannya itu terdapat dalam buku catatanya sebanyak 7.000 halaman. Didalam buku itu juga terdapat sketsa tentang studi tubuh manusia. Pada zaman itu, anatomi tubuh manusia tak lebih dari sekadar kira-kira karena siapapun dilarang keras membedah jenazah. Dengan kenekatannya mencuri-curi kesempatan membedah-bedah tubuh orang mati, di kemudian hari tindakan yang tak lazim di zamannya ini memberikan kontribusi yang sangat besar bagi dunia kedokteran.

Mahakaryanya, Jamuan Terakhir(The Last Supper) pada tahun 1495 sampai tahun 1497 yang dilukis pada dinding biara Santa Maria di Milan, kini telah rusak akibat dimakan waktu. Lukisan terkenal lainnya adalah Mona Lisa yang kini terdapat di musium Louvre Paris. Sebuah spekulasi yang beredar tentang siapa sesungguhnya Mona Lisa antara lain menyatakan bahwa citra perempuan tersebut merupakan hasil rekaan wajah Da Vinci sendiri. Spekulasi yang lain menyatakan bahwa perempuan tersebut memang pernah ada, seorang istri pedagang.

Leonardo da Vinci wafat di Clos Lucé, Perancis pada tanggal 2 Mei 1519, dan dimakamkan di Kapel St. Hubert di kastel Amboise, Perancis.

Setelah wafatnya, sangat kuat ditengarai bahwa beliau pernah memegang peranan sebagai orang terkuat di sebuah organisasi rahasia bernama Priory of Sion yang berlaskarkan Knights Templar. Apakah organisasi rahasia ini? Banyak fakta mengarahkan pada suatu dugaan bahwa Priory of Sion merupakan sebuah organisasi yang menjaga ketat-ketat rahasia sejarah kristiani menurut versi yang berbeda dari kitab Injil yang beredar di masyarakat. Yang dirahasiakan adalah mengenai siapa mesias yang sesungguhnya dan kemungkinan Yesus tidak menjalankan hukum selibat. Dalam versi yang sempat menimbulkan kontroversi ini diyakini bahwa Mesias yang sesungguhnya adalah Santo Yohanes Pembaptis, hal tersebut tersirat dari kekerapan Da Vinci melukis Sang Santo dalam posisi telunjuk menuding ke atas sebagai simbolisasi 'Putra Allah'. Versi yang tak kalah mengagetkannya adalah kemungkinan Maria Magdalena si bekas perempuan sundal diperistri oleh Yesus. Namun semua hal tersebut tidak terbukti kebenarannya, hingga saat ini, sehingga tudingan ini hanya dianggap sebagai langkah untuk memojokkan posisi umat Kristiani.
[sunting] Penjelasan

* Seniman

Lukis tidak saja mencerminkan luarnya benda, pendapat Da Vinci: yang dimaksud dengan lukis adalah segala sesuatu yang terkandung di dalamnya, yang dasarnya alami dan tidak dapat dilihat oleh mata telanjang manusia, lalu diekspresikan dalam bentuk gambar.

Menurut Da Vinci, Ilmu pengetahuan dan lukis ada hubungannya, misalnya gambar manusia, dia pernah melakukan sebuah percobaan (membedah mayat agar dapat mengerti anatomi tubuh manusia).

Sehingga dalam lukisannya, dia selalu dengan tepat menangkap gerakan otot di bawah lapisan kulit, maka hasil lukisannya sangat halus, dan cermat, contohnya: sketsa tangannya yang masih tersimpan hingga kini, setiap goresannya sangat indah, goresan penanya juga jelas, hal ini jarang dijumpai pada saat itu. Terutama pada bagian mata dan rambut, tidak saja lembut, juga mengandung suatu daya tarik. Ini menunjukan kematangan, kemampuan lukis tingkat tinggi.

* Penemu

Da Vinci tidak saja seorang seniman, juga seorang ilmuwan,tukang mesin,dan penemu. Dalam sketsanya, terdapat gambar rancangan kapal terbang dan mesin penggerak ke atas, juga masih terdapat sketsa 'Cara Terbang Burung'. Semua ini hasil penemuan dadi pengamatan cara terbang burung. Kesimpulan dari penelitian ini, dia menemukan hubungan besar kecilnya sayap dengan berat badan manusia. Meskipun tidak karena teori ini manusia bisa terbang, namun dia memberi beberapa petunjuk cara terbang burung.

Dari sketsa penelitian kapal selam bisa terlihat, mula - mula dia tertarik pada arus air. Kemudian dengan serius meneliti ikan - ikan yang berenang melawan arus serta hambatan tekanan arus yang terjadi pada kapal, dan meninggalkan sejumlah lima sketsa mengenai badan kapal, yang besar pengaruhnya pada masa sekarang.

Pada jzmzn Da Vinci, sudah ada jam waktu, tapi rancangan jam Da Vinci berbeda dan memiliki ciri khas, jam lain kebanyakan menunjukkan jam, menit,dan detik tapi kepunyaan Da Vinci , bagian luar menunjukkan keadaan bulan, seperti bundar, setengah bundar dan lain - lain, bagian kiri atas menunjukkan 'menit', bagian kanan atas menunjukkan 'detik'

* Arsitektur

Zaman Renaissance disebut: 'Zaman Keemasan Pembangunan', Da Vinci juga meninggalkan banyak sketssa Arsitek.Dalam rancangan kotanya dicantumkan mengenai terowong air, juga pelebaran jalan, aliran udara dan cahaya sesuai dengan rancangan kota zaman sekarang. Tahun 1483, kebakaran besar terjadi di Milan dan wabah penyakit di Eropa menyebabkan puluhan ribu orang meninggal, Da Vinci pernah mengusulkan pada Il Moro untuk membangun kembali Milan, kemungkinan karena cara pemikiran melampaui mutu masa itu, juga biaya yang dibutuhkna terlalu banyak, sehingga cita-citanya tak terwujud. Tapi tak henti - hentinya dia mempelajari, menyelidiki dan mendiskusikan teknik pembangunan.

* Perpaduan bakat seni dan ilmu

Meskipun Da Vinci adaah ilmuwan yang luar biasa, tapi pada dasarnya, dia masih tetap milik dunia ppseni]]. Dia memadukan ilmu dengan seni, dan tidak karena mengejar kebenaranilmu lalu melupakan keindahan.

Saat itu banyak seniman yang menggemari teknik gambar nyata. Orang - orang ini meski bisa dengan tepat menggambar bentuk dari bagian sesuatu, namun melipakan segi keindahan yang utuh. Sehingga memberi kesan rumit. Pada kenyataannya, perkembangan seni di jaman pemulihan budaya, perpaduan antara siat nyata dan mempertahankan keindahan menyeluruh secara untuh, hanya Da Vinci yang paling menonjol.

Meski sepanjang hidup Da Vinci tak henti - hentinya mengejar kemauan dan tak pernah mengenal puas, sehingga meninggalkan setumpuk sketsa, namun karya yang benar - benar selesai tidaklah banyak, hal ini amat disayangkan bagi sang genius dan bagi dunia.

Pada kenyataannya, seorang ahli matematka sahabatnya, sering menjuluki dia sebagai 'Pelukis,Pemusik';murid Michelangelo, pernah menulis tentang Da Vinci dalam 'Buku Para Pelukis sebagai berikut; Da Vinci pernah menekuni bidang musik. Pada dasarnya dia memiliki hati yang agung. Dan sambil memainkan biola, dia bernyanyi gembira.

Da Vinci pernah membawa alat musik buatannya sendiri, dimainkan di depan Il Moro di Milan. Menurut catatan, alat musik ini terbuat dari perak, bentuknya seperi tulang kepala kuda, suara yang dihasilkan, amat nyaring.

Dari semua dapat diketahui, meskipun tidak ada peninggalan Da Vinci yang berupa catatan lagu not balok tapi keberhasilan dalam musik, juga tidak bisa ditandingi orang biasa.

ABU DZAR AL-GHIFARI

Bani Ghifar adalah qabilah Arab suku badui yang tinggal di pegunungan yang
jauh dari peradaban orang-orang kota. Lebih-lebih lagi suku ini terkenal
sebagai gerombolan perampok yang senang berperang dan menumpahkan darah
serta pemberani. Bani Ghifar terkenal juga sebagai suku yang tahan
menghadapi penderitaan dan kekurangan serta kelaparan. Latar belakang
tabi’at kesukuan, apakah itu tabiat yang baik ataukah tabi’at yang jelek,
semuanya terkumpul pada diri Abu Dzar.

Nama lengkapnya yang mashur ialah Jundub bin Junadah Al Ghifari dan terkenal
dengan kuniahnya Abu Dzar. Di suatu hari tersebar berita di kampung Bani
Ghifar, bahwa telah muncul di kota Makkah seorang yang mengaku sebagai
utusan Allah dan mendapat berita dari langit. Serta merta berita ini sangat
mengganggu penasaran Abu Dzar, sehingga dia mengutus adik kandungnya bernama
Unais Al Ghifari untuk mencari berita ke Makkah. Unais sendiri adalah
seorang penyair yang sangat piawai dalam menggubah syair-syair Arab.
Berangkatlah Unais ke Makkah untuk mencari tau apa sesungguhnya yang terjadi
di Makkah berkenaan dengan berita kemunculan utusan Allah itu. Dan setelah
beberapa lama, kembalilah Unais kekampungnya dan melaporkan kepada Abu Dzar
tentang yang dilihat dan didengar di Makkah berkenaan dengan berita
tersebut. Ditanyakan oleh Abu Dzar kepada Unais : “Apa yang telah kamu
lakukan ?”, tanyanya. Unais menjelaskan : “Aku sungguh telah menemui seorang
pria yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari perbuatan yang jelek”.

Abu Dzar bertanya lagi : “Apa yang dikatakan orang-orang tentangnya ?”.

Unais menjawab : “Orang-orang mengatakan, bahwa dia adalah tukang sya’ir,
tukang tenung, dan tukang sihir. Tetapi aku sesungguhnya telah biasa
mendengar omongan tukang tenung, dan tidaklah omongannya serupa dengan
omongan tukang tenung. Dan aku telah membandingkan omongan darinya dengan
omongan para tukang sya’ir, ternyata amat berbeda omongannya dengan
bait-bait sya’ir. Demi Allah, sesungguhnya dia adalah orang yang benar
ucapannya, dan mereka yang mencercanya adalah dusta”.

Mendengar laporan dari Unais itu, Abu Dzar lebih penasaran lagi untuk
bertemu sendiri dengan orang yang berada di Makkah yang mengaku telah
mendapatkan berita dari langit itu. Segeralah dia berkemas untuk berangkat
menuju Makkah, demi menenangkan suara hatinya itu. Dan sesampainya dia di
Makkah, langsung saja menuju Ka’bah dan tinggal padanya sehingga bekal yang
dibawanya habis. Dia sempat bertanya kepada orang-orang Makkah, siapakah
diantara kalian yang dikatakan telah meninggalkan agama nenek moyangnya ?
Orang-orangpun segera menunjukkan kepada Abu Dzar, seorang pria yang ganteng
putih kulitnya dan bersinar wajahnya bak bulan purnama. Abu Dzar memang amat
berhati-hati, dalam kondisi hampir seluruh penduduk Makkah memusuhi dan
menentang Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa aalihi wa sallam. Dan orangpun
di Makkah dalam keadaan takut dan kuatir untuk mendekat kepada beliau
sallallahu alaihi wa aalihi wa sallam, karena siapa yang mendekat kepadanya
bila dia adalah dari kalangan budak belian, akan menghadapi hukuman berat
dari tuannya. Demikian pula bila dari kalangan pendatang dan tidak mempunyai
qabilah pelindungnya di Makkah. Demi keadaan yang demikian mencekam, Abu
Dzar tidak gegabah berbicara dengan semua orang dalam hal apa yang sedang
dicarinya dan apa yang diinginkannya.

Dia hanya menanti dan menanti di Ka’bah, dalam keadaan semua perbekalannya
telah habis. Dia berusaha mengatasi rasa lapar yang mengganggu perutnya
dengan minum air zam-zam dan tidak ada makanan lain selain itu. Demikian
terus suasana penantian itu berlangsung selama tiga puluh hari dan perut Abu
Dzar selama itu tidak kemasukan apa-apa kecuali hanya air zam-zam. Ini
sungguh sebagai karamah air zam-zam, karena nyatanya Abu Dzar badannya
serasa semakin gemuk selama tiga puluh hari itu. Apa sesungguhnya yang
dinantinya ? yang dinantinya hanyalah kesempatan menemui dan berdialog
langsung dengan pria ganteng berwajah bulan purnama itu, untuk mengetahui
darinya langsung agama apa sesungguhnya yang dibawanya. Dia setiap harinya
terus menerus mengamati tingkah laku pria ganteng tersebut dan sikap
masyarakatnya yang anti pati terhadapnya.

Di suatu hari yang cerah, Abu Dazar bernasib baik. Sedang dia berdiri di
salah satu pojok Ka’bah, lewat di hadapan beliau Ali bin Abi Thalib dan
langsung menegurnya, apakah engkau orang pendatang di kota ini ? Segera saja
Abu Dzar menjawabnya : Ya ! Maka Ali bin Abi Thalib menyatakan kepadanya :
Kemarilah ikut ke rumahku. Maka Abu Dzarpun pergi kerumah Ali untuk dijamu
sebagai tamu. Dia tidak tanya kepada tuan rumah dan tuan rumahpun tidak
tanya kepadanya tentang tujuannya datang ke kota Makkah. Dan setelah dijamu,
Abu Dzarpun kembali ke Ka’bah tanpa bercerita panjang dengan tuan rumah.
Tapi Ali bin Abi Thalib melihat pada gurat wajah tamunya, ada sesuatu
keperluan yang sangat dirahasiakannya. Sehingga ketika esok harinya, Ali
berjumpa lagi dengan tamunya di Ka’bah dan segera menanyainya : “Apakah hari
ini anda akan kembali ke kampung ?”. Abu Dzar menjawab dengan tegas : “Belum
!”. Mendapat jawaban demikian, Ali tidak tahan lagi untuk menanyainya : “Apa
sesungguhnya urusanmu, dan apa pula yang mendatangkanmu ke mari ?”. Dan Abu
Dzarpun terperangah mendapat pertanyaan demikian dari satu-satunya orang
Quraisy yang telah menjamunya dan mengakrabkan dirinya dengan tamu asing
ini. Tetapi Abu Dzar tidak lagi merasa asing dengan orang yang menjamunya
ini, sehingga mendapat pertanyaan demikian langsung saja dia balik
mengajukan syarat bernada tantangan : “Bila engkau berjanji akan
merahasiakan jawabanku, aku akan menjawab pertanyaanmu”. Langsung saja Ali
menyatakan janjinya : “Aku berjanji untuk menjaga rahasiamu”. Dan Abu Dzar
tidak ragu lagi dengan janji pemuda Quraisy yang terhormat ini, sehingga
dengan setengah berbisik dia menjelaskan kepada Ali : “Telah sampai kepada
kami berita, bahwa telah keluar seorang Nabi”. Mendengar kata-kata Abu Dzar
itu Ali menyambutnya dengan gembira dan menyatakan kepadanya : “Engkau
sungguh benar dengan ucapanmu ?! ikutilah aku kemana aku berjalan dan
masuklah ke rumah yang aku masuki. Dan bila aku melihat bahaya yang
mengancammu, maka aku akan memberi isyarat kepadamu dengan berdiri mendekat
ke tembok dan aku seolah-olah sedang memperbaiki alas kakiku. Dan bila aku
lakukan demikian, maka segera engkau pergi menjauh”. Maka Abu Dzarpun
mengikuti Ali kemanapun dia berjalan, dan dengan tidak mendapati halangan
apa-apa, akhirnya dia sampai juga di hadapan Rasulullah sallallahu alaihi wa
aalihi wasallam dan langsung menanyakan kepada beliau. Inilah saat yang
paling dinanti oleh Abu Dzar dan ketika Rasulullah menawarkan Islam
kepadanya, segera Abu Dzar menyatakan masuk Islam dituntun Nabi Muhammad
sallallahu alaihi wa aalihi wasallam dengan mengucapkan dua kalimah
syahadat. Rasulullah sallallahu alaihi wa aalihi wa sallam berwasiat
kepadanya : “Wahai Aba Dzar, sembunyikanlah keislamanmu ini, dan pulanglah
ke kampungmu !, maka bila engkau mendengar bahwa kami telah menang, silakan
engkau datang kembali untuk bergabung dengan kami”.

Mendengar wasiat tersebut Abu Dzar menegaskan kepada Rasulullah sallallahu
alaihi wa aalihi wa sallam: “Demi yang Mengutus engkau dengan kebenaran,
sungguh aku akan meneriakkan di kalangan mereka bahwa aku telah masuk
Islam”. Dan Rasulullah mendiamkan tekat Abu Dzar tersebut.

Segera saja Abu dzar menuju Masjidil Haram dan di hadapan Ka’bah banyak
berkumpul para tokoh-tokoh kafir Quraisy. Demi melihat banyaknya orang
berkumpul padanya, Abu Dzar berteriak dengan sekeras- keras suara dengan
menyatakan : “Wahai orang-orang Quraisy, aku sesungguhnya telah bersaksi
bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah dan aku bersaksi pula
Muhammad itu adalah hamba dan utusan Allah”.

Mendengar omongan itu, para dedengkot kafir Quraisy marah besar dan mereka
berteriak memerintahkan orang-orang di situ : “Bangkitlah kalian, kejar
orang murtad itu”. Maka segera orang-orang mengerumuni Abu Dzar sembari
memukulinya dengan nafsu ingin membunuhnya. Syukurlah waktu itu masih ada Al
Abbas bin Abdul Mutthalib tokoh Bani Hasyim paman Rasulillah yang disegani
kalangan Quraisy. Sehingga Al Abbas berteriak kepada masyarakat yang sedang
beringas memukuli Abu Dzar : “Celakalah kalian, apakah kalian akan membunuh
seorang dari kalangan Bani Ghifar yang kalian harus melalui kampungnya di
jalur perdagangan kalian”. Demi masyarakat mendapat teriakan demikian,
merekapun melepaskan Abu Dzar yang telah babak belur bersimbah darah akibat
dari pengeroyokan itu. Demikianlah Abu Dzar, sosok pria pemberani yang bila
meyakini kebenaran sesuatu perkara, dia tidak akan peduli menyatakan
keyakinannya di hadapan siapapun meskipun harus menghadapi resiko seberat
apapun. Dan apa yang dihadapinya hari ini, tidak menciutkan nyalinya untuk
mengulang proklamasi keimanannya di depan Ka’bah menantang para dedengkot
kafir Quraisy. Keesokan harinya dia mengulangi proklamasi keimanan yang
penuh keberanian itu, dan teriakan syahadatainnya menimbulkan kembali
berangnya para tokoh kafir Quraisy. Sehingga mereka memerintahkan untuk
mengeroyok seorang Abu Dzar untuk kedua kalinya. Dan untuk kedua kalinya
ini, Al Abbas berteriak lagi seperti kemarin dan Abu Dzarpun dilepaskan oleh
masa yang sedang mengamuk itu dalam keadaan babak belur bersimbah darah
seperti kemaren.

Setelah dia puas membikin marah orang-orang kafir Quraisy dengan proklamasi
masuk Islamnya, meskipun dia harus beresiko hampir mati dikeroyok masa.
Barulah dia bersemangat melaksanakan wasiat Rasulullah sallallahu alaihi wa
aalihi wa sallam untuk pulang ke kampungnya di kampung Bani Ghifar. Abu Dzar
pulang ke kampungnya, dan di sana dia rajin menda’wahi keluarganya. Unais Al
Ghifari, adik kandungnya, telah masuk Islam, kemudian disusul ibu kandungnya
yang bernama Ramlah bintu Al Waqi’ah Al Ghifariah juga masuk Islam. Sehingga
separoh Bani Ghifar telah masuk Islam. Adapun separoh yang lainnya, telah
menyatakan bahwa bila Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa aalihi wasallam
telah hijrah ke Madinah maka mereka akan masuk Islam. Maka segera saja
mereka berbondong-bondong masuk Islam setelah sampainya berita di kampung
mereka bahwa Rasulullah sallallahu alaihi wa aalihi wa sallam telah hijrah
ke Al Madinah An Nabawiyah.
Hijrah Ke Al Madinah :

Dengan telah masuk Islamnya seluruh kampung Bani Ghifar, dan setelah
peperangan Bader dan Uhud dan Khandaq, Abu Dzar bergegas menyiapkan dirinya
untuk berhijrah ke Al Madinah dan langsung menemui Rasulullah sallallahu
alaihi wa aalihi wasallam di masjid beliau. Dan sejak itu Abu Dzar
berkhidmat melayani berbagai kepentingan pribadi dan keluarga Rasulullah
sallallahu alaihi wa aalihi wasallam. Dia tinggal di Masjid Nabi dan selalu
mengawal dan mendampingi Nabi sallallahu alaihi wa aalihi wasallam kemanapun
beliau berjalan. Sehingga Abu Dzar banyak menimba ilmu dari Rasulullah
sallallahu alaihi wa aalihi wasallam. Sehingga Rasulullah sallallahu alaihi
wa aalihi wasallam sangat mencintainya dan selalu mencari Abu dzar di setiap
majlis beliau dan beliau menyesal bila di satu majlis, Abu Dzar tidak hadir
padanya. Sehingga beliau menanyakan, mengapa dia tidak hadir dan ada
halangan apa.

Begitu dekatnya Abu Dzar dengan Rasulullah sallallahu alaihi wa aalihi
wasallam, dan begitu sayangnya beliau kepada Abu Dzar, sehingga disuatu hari
pernah Abu Dzar meminta jabatan kepada Rasulullah sallallahu alaihi wa
aalihi wa sallam. Maka beliau langsung menasehatinya :

(tulis hadisnya di Thabaqat Ibnu Sa’ad 3 / 164)

“Sesungguhnya engkau adalah orang yang lemah, dan sesungguhnya jabatan itu
adalah amanah, dan sesungguhnya jabatan itu akan menjadi kehinaan dan
penyesalan bagi orang yang menerima jabatan itu, kecuali orang yang
mengambil jabatan itu dengan cara yang benar dan dia menunaikan amanah
jabatan itu dengan benar pula”. HR. Ibnu Sa’ad dalam Thabaqatnya.

Rasulullah sallallahu alaihi wa aalihi wa sallam pernah berpesan kepadanya :
(tulis haditsnya di kitab Hilyatul Auliya’ 1 / 162)

“Wahai Abu Dzar, engkau adalah seorang yang shaleh, sungguh engkau akan
ditimpa berbagai mala petaka sepeninggalku”. Maka Abu Dzarpun bertanya :
Apakah musibah itu sebagai ujian di jalan Allah ?”, Rasulullahpun menjawab :
“Ya, di jalan Allah”. Dengan penuh semangat Abu Dzarpun menyatakan :
“Selamat datang wahai mala petaka yang Allah taqdirkan”. HR. Abu Nu’aim Al
Asfahani dalam kitab Al Hilyah jilid 1 hal. 162.

Asma’ bintu Yazid bin As Sakan menceritakan, bahwa di suatu hari Abu Dzar
setelah menjalankan tugas kesehariannya melayani Rasulullah sallallahu
alaihi wa aalihi wasallam, dia beristirahat di masjid, dan memang tempat
tinggalnya di masjid. Maka masuklah Nabi sallallahu alaihi wa aalihi
wasallam ke masjid dan mendapati Abu Dzar dalam keadaan sedang tiduran
padanya. Maka Rasulullah meremas jari jemari telapak kakinya dengan telapak
kaki beliau, sehingga Abu Dzarpun duduk dengan sempurna. Rasulullah
menanyainya : Tidakkah aku melihat engkau tidur ?. Maka dia menjawab :
Dimana lagi aku bisa tidur, apakah ada rumah bagiku selain masjid ? Maka
Rasulullahpun duduk bersamanya, kemudian beliau bertanya kepadanya : Apa
yang akan engkau lakukan bila engkau diusir dari masjid ini ?. Abu Dzar
menjawabnya : Aku akan pindah ke negeri Syam, karena Syam adalah negeri
tempat hijrah, dan negeri hari kebangkitan di padang mahsyar, dan negeri
para Nabi, sehingga aku akan menjadi penduduk negeri itu. Kemudian Nabi
sallallahu alaihi wa aalihi wasallam bertanya lagi kepadanya : Bagaimana
pula bila engkau diusir dari negeri Syam ? Maka Abu Dzar menjawab : Aku akan
kembali ke Masjid ini dan akan aku jadikan masjid ini sebagai rumahku dan
tempat tinggalku. Kemudian Nabi bertanya lagi : Bagaimana kalau engkau
diusir lagi dari padanya ? Abu Dzar menjawab : Kalau begitu aku akan
mengambil pedangku dan aku akan memerangi pihak yang mengusirku sehingga aku
mati. Maka Rasulullah sallallahu alaihi wa aalihi wasallam tersenyum kecut
mendengar jawaban Abu Dzar itu dan beliau menyatakan kepadanya : Maukah aku
tunjukkan kepadamu yang lebih baik darinya ? Segera saja Abu Dzar menyatakan
: Tentu, demi bapakku dan ibuku wahai Rasulullah. Maka beliaupun menyatakan
kepadanya : “Engkau ikuti penguasamu, kemana saja dia perintahkan kamu,
engkau pergi kemana saja engkau digiring oleh penguasamu, sehingga engkau
menjumpaiku (yakni menjumpaiku di alam qubur) dalam keadaan mentaati
penguasamu itu”. HR. Ahmad dalam Musnadnya jilid 6 hal. 457.

Disamping berbagai wasiat Rasulullah sallallahu alaihi wa aalihi wasallam
tersebut, dirwayatkan pula pujian dari Nabi sallallahu alaihi wa aalihi
wasallam kepada Abu Dzar sebagai berikut ini :

(tulis haditsnya di Thabaqat Ibnu Sa’ad jilid 3 hal. 161).

“Tidak ada makhluq yang berbicara di kolong langit yang biru dan yang
dipikul oleh bumi, yang lebih benar ucapannya dari Abu Dzar”. HR. Ibnu Sa’ad
dalam Thabaqatnya jilid 3 hal 161, juga diriwayatkan oleh At Tirmidzi dalam
Sunannya, hadits ke 3801 dari Abdullah bin Amer radhiyallahu ‘anhuma.

Abu Dzar berjuang sendirian :

Setelah wafatnya Rasulullah sallallahu alaihi wa aalihi wasallam, Abu Dzar
cenderung menyendiri. Tampak benar kesedihan pada wajahnya. Dia adalah orang
yang keras, tegas, pemberani, dan sangat kuat berpegang dengan segenap
ajaran Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa aalihi wasallam disamping
kebenciannya kepada segala bentuk kebid’ahan (yakni segala penyimpangan dari
ajaran Nabi sallallahu alaihi wa aalihi wasallam). Dia adalah orang yang
penyayang terhadap orang-orang lemah dari kalangan faqir dan miskin. Karena
dia terus-menerus berpegang dengan wasiat Nabi sebagaimana yang beliau
ceritakan : (artinya) “Telah berwasiat kepadaku orang yang amat aku cintai
(Yakni Rsaulullah) dengan tujuh perkara : Beliau memerintahkan aku untuk
mencintai orang-orang miskin dan mendekati mereka, dan beliau memerintahkan
aku untuk selalu melihat keadaan orang yang lebih menderita dariku. Beliau
memerintahkan kepadaku juga untuk aku tidak meminta kepada seseorangpun
untuk mendapatkan keperluanku sedikitpun, dan aku diperintahkan untuk tetap
menyambung silaturrahmi walaupun karib kerabatku itu memboikot aku. Demikian
pula aku diperintahkan untuk mengucapkan kebenaran walaupun serasa pahit
untuk diucapkan, dan aku tidak boleh takut cercaan siapapun dalam
menjalankan kebenaran. Aku dibimbing olehnya untuk selalu mengucapkan la
haula wala quwwata illa billah (yakni tidak ada daya upaya dan tidak ada
kekuatan kecuali dengan bantuan Allah), karena kalimat ini adalah simpanan
perbendaharaan yang diletakkan di bawah Arsy Allah”. HR. Ahmad dalam
Musnadnya jilid 5 hal. 159.

Abu Dzar mempunyai pendapat yang dirasa ganjil oleh banyak orang yang hidup
di zamannya, tetapi mereka tidak bisa membantahnya. Diriwayatkan oleh Al
Ahnaf bin Qais sebuah kejadian yang menunjukkan betapa berbedanya Abu Dzar
dari yang lainnya, kata Al Ahnaf : “Aku pernah masuk kota Al Madinah di
suatu hari. Ketika itu aku sedang duduk di suatu halaqah (ya’ni duduk
bergerombol dengan formasi duduknya melingkar) dengan orang-orang Quraisy.
Tiba-tiba datanglah ke halaqah itu seorang pria yang compang camping
bajunya, badannya kurus kering, dan wajahnya menunjukkan kesengsaraan hidup,
dan orang inipun berdiri di hadapan mereka seraya berkata : Beri kabar
gembira bagi orang-orang yang menyimpan kelebihan hartanya, dengan ancaman
adzab Allah berupa dihimpit batu yang amat panas karena batu itu dibakar
diatas api, dan batu itupun diletakkan di dadanya sehingga sampai tenggelam
padanya sehingga batu panas itu keluar dari pundaknya. Dan juga diletakkan
batu panas itu di tulang pundaknya sehingga keluar di dadanya, demikian
terus sehingga batu panas itu naik turun antara dada dan tulang pundaknya.

Mendengar omongan orang ini, hadirin yang ada di halaqah itu menundukkan
kepalanya. Maka aku melihat, tidak ada seorangpun yang menyapanya dari
hadirin yang duduk di halaqah itu. Sehingga orang itupun segera meninggalkan
halaqah tersebut dan duduk menjauh daripadanya . Maka akupun bertanya kepada
yang hadir di halaqah itu : Siapakah dia ini ?, mereka menjawab : Dia adalah
Abu Dzar.

Demi aku melihat keadaan demikian, akupun mendatangi tempat dia duduk
menyendiri dan akupun duduk dihadapannya dan aku katakan kepadanya : Aku
melihat, mereka yang duduk di halaqah itu tidak suka dengan apa yang engkau
ucapkan.

Abu Dzarpun menyatakan : Mereka itu adalah orang-orang yang tidak mengerti
sama sekali. Sesungguhnya kekasihku Abul Qasim (yakni Nabi Muhammad)
sallallahu alaihi wa aalihi wasallam pernah memanggil aku dan akupun segera
memenuhi panggilan beliau. Maka beliaupun menyatakan kepadaku : Engkau lihat
gunung Uhud itu ?!.

Aku melihat gunung itu dalam keadaan diterpa oleh sinar matahari pada
punggungnya, dan aku menyangka beliau akan menyuruh aku untuk suatu
keperluan padanya. Maka aku menjawab pertanyaan beliau : Aku melihatnya.

Kemudian beliaupun bersabda : Tidaklah akan menyenangkan aku kalau
seandainya aku punya emas sebesar itu, kecuali bila aku shodaqahkan semuanya
sehingga tidak tersisa daripadanya kecuali tiga dinar (untuk keperluanku).

Selanjutnya Abu Dzar menyatakan : Tetapi kemudian mereka itu kenyataannya
selalu mengumpulkan dunia, mereka tidak mengerti sama sekali.

Aku katakan kepadanya : Ada apa antara engkau dengan saudara-saudarmu dari
kalangan orang-orang Quraisy. Mengapa engkau tidak minta bantuan dari mereka
sehingga engkau mendapatkan sebagian harta mereka.

Abu Dzar menjawab dengan tegas dan lantang : Tidak ! Demi Tuhanmu, aku tidak
akan meminta dunia sedikitpun kepada mereka dan aku tidak akan minta fatwa
dari mereka tentang agama, sehingga aku mati bergabung dengan Allah dan
RasulNya”.

Demikian diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Shahihnya hadits ke 1407 – 1408
dan Muslim dalam Shahihnya hadits ke 992 / 34 – 35.

Abu Dzar sangat keras dengan pendiriannya. Dia berpendapat bahwa menyimpan
harta yang lebih dari keperluannya itu adalah haram. Sedangkan keumuman para
Shahabat Nabi berpendapat, bahwa boleh menyimpan harta dengan syarat bahwa
harta itu telah dizakati (yakni dikeluarkan zakatnya). Bahkan Abu Dzar
menjauh dari para Shahabat Nabi sallallahu alaihi wa aalihi wasallam yang
mulai makmur hidupnya karena menjabat jabatan di pemerintahan. Hal ini
diceritakan oleh Abu Buraidah sebagai berikut :

“Ketika Abu Musa Al Asy’ari datang ke Madinah, dia langsung menemui Abu
Dzar. Maka Abu Musa berusa merangkul Abu Dzar, padahal Abu Musa adalah
seorang pria yang kurus dan pendek. Sedangkan Abu Dzar adalah seorang pria
yang hitam kulitnya dan lebat rambutnya. Maka ketika Abu Musa berusaha
merangkulnya, dia mengatakan : Menjauhlah engkau dariku !!

Abu Musa mengatakan kepadanya : Marhaban wahai saudaraku.

Abu Dzarpun menyatakan kepadanya sambil mendorongnya untuk menjauh darinya :
“Aku bukan saudaramu, dulu memang aku saudaramu sebelum engkau menjabat
jabatan di pemerintahan”.

Selanjutnya Abu Buraidah menceritakan : Kemudian setelah itu datanglah Abu
Hurairah menemuinya. Juga Abu Hurairah berusaha merangkulnya dan menyatakan
kepadanya : Marhaban wahai saudaraku.

Abu Dzar menyatakan kepadanya : Menjauhlah engkau dariku, apakah engkau
menjabat satu jabatan dalam pemerintahan ?

Abu Hurairah menjawab : Ya, aku menjabat jabatan dalam pemerintahan.

Abu Dzar selanjutnya menanyainya : Apakah engkau berlomba-lomba membangun
bangunan yang tinggi, atau membikin tanah pertanian, atau hewan piaraan ?

Abu Hurairah menjawab : Tidak.

Maka Abu Dzarpun menyatakan kepadanya : Kalau begitu engkau saudaraku,
engkau saudaraku”. Demikian diriwayatkan kisah ini oleh Ibnu Sa’ad dalam
Thabaqatnya jilid 3 halaman 163.

Sikap Abu Dzar yang demikian keras, karena amat kuat berpegang dengan wasiat
Rasulullah sallallahu alaihi wa aalihi wasallam kepadanya :

(tulis haditsnya dalam Thabaqat Ibnu Sa’ad jilid 3 hal. 162)

“Orang yang paling dekat diantara kalian dariku di hari kiamat, adalah yang
keadaan hidupnya ketika meninggal dunia, seperti keadaannya ketika aku
meninggalkannya untuk mati”. HR. Ibnu Sa’ad dalam Thabaqatnya jilid 3 hal.
162.

Abu Dzar keadaannya ketika Rasulullah sallallahu alaihi wa aalihi wasallam
meninggal dunia, ialah sangat melarat. Dia ingin mempertahankan kondisi
melarat itu ketika dia meninggal dunia nanti, karena ingin mendapatkan
posisi yang paling dekat dengan Rasulullah sallallahu alaihi wa aalihi
wasallam di hari kiamat kelak.

Meninggal dunia di tempat pengasingan :

Dengan sikap hidup yang demikian, Abu Dzar tidak punya teman dari kalangan
sesama para Shahabat Nabi sallallahu alaihi wa aalihi wasallam. Dia pernah
tinggal di negeri Syam di zaman pemerintahan Utsman bin Affan radhiyallahu
anhu. Waktu itu gubernur negeri Syam adalah Mu’awiyah bin Abi Sufyan
radhiyallahu anhu. Maka Mu’awiyah merasa terganggu dengan sikap hidupnya,
sehingga meminta kepada Amirul Mu’minin Utsman bin Affan untuk memanggilnya
ke Madinah kembali. Abu Dzar akhirnya dipanggil kembali ke Madinah oleh
Utsman dan tentu dia segera menta’ati panggilan itu. Sesampainya di Madinah
segera saja Abu Dzar menghadap Amirul Mu’minin Utsman bin Affan. Abu Dzar
diberi tahu oleh Amirul Mu’minin bahwa dia dikehendaki untuk tinggal di
Madinah menjadi orang dekatnya Amirul Mu’minin Utsman. Mendengar penjelasan
itu Abu Dzar menegaskan kepada beliau : “Wahai Amirul Mu’minin, aku tidak
senang dengan posisi demikian. Izinkanlah aku untuk tinggal di daerah
perbukitan Rabadzah di luar kota Madinah”.

Maka Amirul Mu’mininpun mengizinkannya dan memerintahkan untuk membekali Abu
Dzar dengan beberapa ekor ternak dan budak belian untuk membantunya. Tetapi
Abu Dzar menolaknya dengan menyatakan kepada beliau : “Cukuplah bagi Abu
Dzar, beberapa ekor ternak miliknya sendiri”.

Abu Dzar segera berangkat ke Rabadzah, dan di perbukitan tersebut tidak ada
manusia yang tinggal di sana. Dia ingin mengasingkan diri di sana, demi
melihat kebanyakan orang merasa terganggu dengan berbagai ungkapannya dan
pendapatnya. Dia tinggal di tempat pengasingannya dengan anak perempuannya
dan budak wanita miliknya yang hitam dan jelek rupa. Budak wanita itu
dibebaskannya kemudian dinikahinya sebagai istri. Abu Dzar menghabiskan
waktunya untuk berdzikir kepada Allah dan membaca Al Qur’an. Sesekali dia
turun ke Madinah karena takut tergolong orang yang kembali menjadi badui
setelah hijrah. Yang demikian itu dilarang oleh Rasulullah sallallahu alaihi
wa aalihi wasallam.

Di suatu hari ketika Abu Dzar turun ke Al Madinah, sempat dia berkunjung ke
Amirul Mu’minin dan di sana ada Ka’ab dan Abdullah bin Abbas sedang
membicarakan tentang dibagi-baginya harta warisan Abdurrahman bi A’uf. Maka
Amirul Mu’minin bertanya kepada Ka’ab : Wahai Aba Ishaq, bagaimana menurut
pendapatmu bila harta seseorang itu yang telah ditunaikan zakatnya, apakah
akan menjadi mala petaka bagi yang mengumpulkannya. Maka Ka’ab menjawab :
Bila harta itu adalah kelebihan dari harta yang telah ditunaikan padanya
haqnya Allah (yakni zakat), maka yang demikian itu tidak mengapa.

Mendengar jawaban itu Abu Dzar bangun dari tempat duduknya dan langsung
memukul Ka’ab dengan tongkatnya pada bagian diantara kedua telinganya
sehingga melukainya. Abu Dzar menyatakan kepada Ka’ab : Wahai anaknya
perempuan Yahudi, kamu menganggap tidak ada kewajiban atasnya dalam perkara
hartanya bila dia telah menunaikan zakat atas hartanya. Sedangkan Allah
telah berfirman : (artinya)”Dan mereka lebih mengutamakan saudaranya dari
pada dirinya walaupun menyulitkan dirinya”. S. Al Hasyr 9, juga Allah
berfirman : (artinya)”Mereka kaum Mu’minin itu memberi makan kepada orang
miskin, anak yatim dan orang yang ditawan”. S. Ad Daher (dinamakan juga S.
Al Insan) ayat ke 8. Dan beberapa ayat lainnya dari Al Qur’an yang semakna
dengan ayat-ayat tersebut, yang merupakan dalil-dalil bagi Abu Dzar atas
pendapatnya bahwa seseorang itu dianggap belum menunaikan kewajibannya atas
hartanya bila dia belum menghabiskannya untuk shadaqah, kecuali
meninggalkannya untuk keperluan mendesak bagi keluarganya.

Melihat kejadian itu, Amirul Mu’minin segera menegur Abu Dzar : “Takutlah
engkau kepada Allah wahai Aba Dzar, tahanlah tanganmu dari perbuatan itu dan
tahanlah lesanmu untuk mengucapkan ucapan sekeras itu kepada saudaramu”.
Juga Amirul Mu’minin meminta kepada Ka’ab untuk memaafkan Abu Dzar dan tidak
menuntut hukum qishas (yakni hukum balas) atas Abu Dzar dengan tindakannya
melukai kepala beliau. Dan Ka’abpun akhirnya memaafkannya.

Abu Dzar kembali ketempat pengasingannya di Rabadzah dengan penuh kekecewaan
dan kemarahan. Dia semakin senang untuk menyendiri dan semakin rindu untuk
bertemu Allah dan RasulNya. Sampailah akhirnya dia menderita sakit ditempat
pengasingannya. Dia hanya ditemani oleh anak istrinya di saat-saat akhir
hidupnya. Tidak ada orang yang tahu bahwa Abu Dzar sedang sakit dan
menderita dengan sakitnya. Bertambah hari tampak bertambah berat penyakit
yang dideritanya. Dalam kondisi demikian, istrinya menangis dihadapannya.
Abu Dzar menegurnya : “Mengapa engkau menangis ?”.

Istrinya menjawab : “Aku menangis karena engkau pasti akan tiada lagi, dalam
keadaan aku tidak punya kain kafan untuk membungkus jenazahmu”.

Maka Abu Dzar menasehati istrinya : “Jangan engkau menangis, karena aku
telah pernah mendengar Rasulullah sallallahu alaihi wa aalihi wasallam
bersabda di suatu hari dan aku ada di samping beliau bersama sekelompok
orang yang lainnya. Beliau bersabda : “Sungguh salah seorang dari kalian
akan meninggal dunia di padang pasir yang akan disaksikan oleh sekelompok
kaum Mu’minin”.

Kemudian Abu Dzar melanjutkan nasehatnya kepada istrinya : “Ketahuilah
olehmu, semua orang yang hadir bersama aku waktu itu di hadapan Rasulullah,
telah mati semua di kampung dan desanya. Dan tidak tertinggal di dunia ini
dari yang hadir itu kecuali aku. Maka sudah pasti yang akan mati di padang
pasir seperti yang dikabarkan oleh beliau itu adalah aku. Oleh karena itu
sekarang engkau lihatlah ke jalan. Engkau pasti nanti akan melihat apa yang
aku katakan. Aku tidaklah berdusta dan aku tidak didustai dengan berita ini
(yakni pasti engkau akan mendapati sekelompok orang yang akan menyaksikan
peristiwa kematianku seperti yang diberitakan oleh Rasulullah)”.

Istrinya menyatakan kepadanya : “Bagaimana mungkin akan ada orang yang
engkau katakan, sedang musim haji telah lewat ?!”.

Abu Dzar tetap meyakinkan istrinya untuk melihat ke arah jalan : “Lihatlah
jalan !”. Maka istrinya menuruti beliau mengamati jalanan yang ada didepan
Rabadzah. Dan ternyata, ketika si istri sedang mengamati jalan di depan
Rabadzah, apakah ada rombongan yang berlalu padanya, tiba-tiba dilihat
olehnya dari kejauhan serombongan kafilah sedang mendekat ke arah Rabadhah
yang menandakan bahwa mereka akan melewati jalan di depan Rabadzah. Amat
gembira tentunya istri Abu Dzar melihatnya, sehingga rombongan itupun
berhenti didepannya. Orang-orang di rombongan itupun menanyainya : Ada apa
engkau ada di sini ? Maka perempuan itupun menyatakan kepada mereka : “Di
sini ada seorang pria Muslim yang hendak mati, hendaknya kalian
mengkafaninya, semoga Allah membalas kalian dengan pahalaNya”. Maka
merekapun menanyainya : “Siapakah dia ?” Perempuan itu menjawab : “Dia
adalah Abu Dzar”. Mendengar jawaban itu mereka berlarian turun dari
kendaraannya masing-masing menuju gubuknya Abu Dzar. Dan ketika mereka
sampai di gubuk itu, mereka mendapati Abu Dzar sedang terkulai lemas di atas
tempat tidurnya. Tapi masih sempat juga Abu Dzar memberi tahu mereka :
“Bergembiralah kalian, karena kalianlah yang diberitakan Nabi sebagai
sekelompok kaum Mu’minin yang menyaksikan saat kematian Abu Dzar”. Kemudian
Abu Dzar menyatakan kepada mereka : “Kalian menyaksikan bagaimana keadaanku
hari ini. Seandainya jubbahku mencukupi sebagai kafanku, niscaya aku tidak
dikafani kecuali dengannya. Aku memohon kepada kalian dengan nama Allah,
hendaklah janganlah ada yang mengkafani jenazahku nanti seorangpun dari
kalian, orang yang pernah menjabat sebagai pejabat pemerintah, atau tokoh
masyarakat, atau utusan pemerintah untuk satu urusan”.

Semua anggauta rombongan itu adalah orang-orang yang pernah menjabat
berbagai kedudukan itu, kecuali seorang pemuda Anshar, yang menyatakan
kepadanya : “Aku adalah orang yang engkau cari dengan persyaratan itu. Aku
mempunyai dua jubbah dari hasil pintalan ibuku. Satu dari padanya ada di
kantong tas bajuku, sedang yang lainnya ialah baju yang sedang aku pakai
ini”.

Mendengar omongan pemuda Anshar itu Abu Dzar amat gembira, kemudian dengan
serta merta menyatakan kepadanya : “Engkaulah orang yang aku minta
mengkafani jenazahku nanti dengan jubbahmu itu”.

Dengan penuh kegembiraan, Abu Dzar menghembuskan nafas terakhirnya, dan
selamat tinggal dunia yang penuh duka dan nestapa ini. Selamat jalan wahai
Abu Dzar untuk menemui Allah dan RasulNya yang amat engkau rindukan.
Beristirahatlah engkau di sana dari berbagai penderitaan dunia ini. Jenazah
Abu Dzar dirawat oleh pemuda Anshar pilihan Abu Dzar, dan segera dishalati
serta dikuburkan oleh rombongan kafilah tersebut di Rabadzah itu.

P e n u t u p :

Anak istri Abu Dzar akhirnya diungsikan dari Rabadzah ke Madinah
sepeninggalnya. Amirul Mu’minin Utsman bin Affan amat pilu mendengar
peristiwa kematian Abu Dzar. Beliau hanya mampu menanggapi berita kematian
itu dengan mengucapkan : “Semoga Allah merahmati Abu Dzar”. Putri Abu Dzar
dimasukkan oleh Utsman bin Affan dalam keluarganya.

Demikianlah perjalanan hidup orang yang sangat besar ambisinya kepada
kenikmatan hidup di akherat dan amat mengecilkan serta merendahkan dunia.
Dia amat konsisten dengan pandangan hidupnya, sampaipun dibawa mati. Memang
tidak mesti orang yang sendirian itu dianggap salah, asalkan dia menjalani
kesendirian itu dengan bimbingan ilmu Al Qur’an dan As Sunnah dengan
pemahaman yang benar, yaitu pemahaman Salafus Shaleh.

Duhai, betapa berat untuk istiqamah di atas kebenaran itu. Di zaman
pemerintahan Utsman bin Affan yang penuh limpahan barokah dan ilmu Al Qur’an
dan As Sunnah serta masyarakat yang diliputi oleh kejujuran dan ketaqwaan,
sempat ada orang yang kecewa dengan masyarakat itu, sehingga memilih hidup
menyendiri sampai dijemput mati. Apatah lagi di zaman ini, masyarakat
diliputi oleh kejahilan tentang ilmu Al Qur’an dan Al Hadits. Masyarakat
yang jauh dari ketaqwaan, sehingga para pendustanya amat dipercaya dan
diikuti, sedangkan orang-orang yang jujur justru dianggap pendusta dan
dijauhi. Kalaulah tidak karena pertolongan, petunjuk dan bimbingan Allah,
niscaya kita semua di zaman ini akan binasa dengan kesesatan, kedustaan dan
pengkhianatan serta fitnah yang mendominasi hidup ini. Tapi ampunan dan
rahmat Allah jualah yang kita harapkan untuk mengantarkan kita kepada
keridho’anNya.

Daftar Pustaka :

1. Al Qur’an Al Karim.
2. Fathul Bari Syarah Shahih Al Bukhari, Ibnu Hajr Al Asqalani.
3. Al Minhaj Fi Syarah Shahih Muslim bin Al Hajjaj, Al Imam Abu Zakaria An
Nawawi.
4. At Thabaqatul Kubra, Muhammad bin Sa’ad.
5. Hilyatul Awliya’ Wa Thabaqatul Ashfiya’, Al Hafidl Abu Nu’aim Al
Asfahani.
6 . Siyar A’lamin Nubala’, Al Imam Adz Dzahabi.
7. Musnad Imam Ahmad, Al Imam Ahmad bin Hanbal Asy Syaibani.
8. Sunan At Tirmidzi, Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah At tirmidzi.

Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad saw berasal dari kabilah Quraisy, tepatnya keturunan Hasyim. Ayah beliau adalah Abdullah bin Abdul Muthalib, cucu Hasyim. Ibunda beliau adalah Aminah binti Wahb yang berasal dari keturunan Bani Zuhrah, salah satu kabilah Quraisy.

Setelah menikah, Abdullah melakukan pepergian ke Syam. Ketika pulang dari pepergian itu, ia wafat di Madinah dan dikuburkan di kota itu juga.


Setelah beberapa bulan dari wafatnya sang ayah berlalu, Nabi pamungkas para nabi lahir di bulan Rabi’ul Awal, tahun 571 Masehi di Makkah, dan dengan kelahirannya itu, dunia menjadi terang-benderang. Sesuai dengan kebiasaan para bangsawan Makkah, ibundanya menyerahkan Muhammad kecil kepada Halimah Sa’diyah dari kabilah Bani Sa’d untuk disusui. Beliau tinggal di rumah Halimah selama empat tahun. Setelah itu, sang ibu mengambilnya kembali.


Dengan tujuan untuk berkunjung ke kerabat ayahnya di Madinah, sang ibunda membawanya pergi ke Madinah. Dalam perjalanan pulang ke Makkah, ibundanya wafat dan dikebumikan di Abwa`, sebuah daerah yang terletak antara Makkah dan Madinah. Setelah ibunda beliau wafat, secara bergantian, kakek dan paman beliau, Abdul Muthalib dan Abu Thalib memelihara beliau. Pada usia dua puluh lima tahun, beliau menikah dengan Khadijah yang waktu itu sudah berusia empat puluh tahun. Beliau menjalani hidup bersamanya selama dua puluh lima tahun hingga ia wafat pada usia enam puluh lima tahun.


Pada usia empat puluh tahun, beliau diutus menjadi nabi oleh Allah. Ia mewahyukan kepada beliau al-Quran yang seluruh manusia dan jin tidak mampu untuk menandinginya. Ia menamakan beliau sebagai pamungkas para nabi dan memujinya karena kemuliaan akhlaknya.


Beliau hidup di dunia ini selama enam puluh tiga tahun. Menurut pendapat masyhur, beliau wafat pada hari Senin bulan Shafar 11 Hijriah di Madinah.
Bukti Kenabian Rasulullah saw

Secara global, kenabian seorang nabi dapat diketahui melalui tiga jalan:

1. Pengakuan sebagai nabi.

2. Kelayakan menjadi nabi.

3. Mukjizat.



Pengakuan Sebagai Nabi


Telah diketahui oleh setiap orang bahwa Rasulullah saw telah mengaku sebagai nabi di Makkah pada tahun 611 M., masa di mana syirik, penyembahan berhala dan api telah menguasai seluruh dunia. Hingga akhir usia, beliau selalu mengajak umat manusia untuk memeluk agama Islam, dan sangat banyak sekali di antara mereka yang mengikuti ajakan beliau itu.


Kelayakan Menjadi Nabi


Maksud asumsi di atas adalah seorang yang mengaku menjadi nabi harus memiliki akhlak dan seluruh etika yang terpuji, dari sisi kesempurnaan jiwa harus orang yang paling utama, tinggi dan sempurna, dan terbebaskan dari segala karakterisitik yang tidak terpuji. Semua itu telah dimiliki oleh Rasulullah saw. Musuh dan teman memuji beliau karena akhlaknya, memberitakan sifat-sifat sempurna dan kelakuan terpujinya dan membebaskannya dari setiap karakterisitik yang buruk.


Kesimpulannya, akhlak beliau yang mulia, tata krama beliau yang terpuji, perubahan dan revolusi yang beliau cetuskan di seanterao dunia, khususnya di Hijaz dan jazirah Arab, dan sabda-sabda beliau yang mulia berkenaan dengan tauhid, sifat-sifat Allah, hukum halal dan haram, serta nasihat-nasihat beliau telah membuktikan kelayakan beliau untuk menduduki kursi kenabian, dan setiap orang yang insaf tidak akan meragukan semua itu.


Mukjizat
Mukjizat dapat disimpulkan dalam lima hal:


1. Mukjizat akhlak.

2. Mukjizat ilmiah.

3. Mukjizat amaliah.

4. Mukjizat maknawiyah.

5. Mukjizat keturunan.



Mukjizat Akhlak


Sejak masa muda, Nabi Muhammad saw telah dikenal dengan kejujuran, amanat, kesabaran, ketegaran, dan kedermawanan. Dalam kesabaran dan kerendahan diri beliau tidak memiliki sekutu dan dalam kemanisan etika beliau tak tertandingi. “Sesungguhnya engkau berada di puncak akhlak yang agung.” Dalam memaafkan, beliau tak ada taranya. Ketika mendapatkan gangguan dan cemoohan masyarakatnya, beliau hanya berkataاَللّهُمَّ اغْفِرْ لِقَوْمِيْ فَإِنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُوْنَ “Ya Allah, ampunilah kaumku, karena mereka tidak mengetahui.”Beliau selalu mengharapkan kebaikan seluruh umat manusia, penyayang dan belas-kasih terhadap mereka. “Ia belas-kasih dan pengasih terhadap Mukminin.”

Beliau tidak pernah menyembunyikan keceriaan wajah terhadap para sahabat dan selalu mencari berita tentang kondisi mereka. Beliau selalu memberikan tempat khusus kepada orang-orang baik di sisi beliau. Orang yang paling utama di sisi beliau adalah orang yang dikenal dengan kebajikanya terhadap Muslimin dan orang yang termulia adalah orang yang lebih bertindak toleran dan tolong-menolong terhadap umat Islam. Beliau tida pernah duduk dan bangun (dari duduk) kecuali dengan menyebut nama Allah dan mayoritasnya, beliau duduk menghadap ke arah Kiblat. Beliau tidak pernah menentukan tempat duduk khusus bagi dirinya. Beliau memperlakukan masyarakat sedemikian rupa sehingga mereka merasa dirinya adalah orang termulia di sisi beliau. Beliau tidak banyak berbiacara dan tidak pernah memotong pembicaraan seseorang kecuali ia berbicara kebatilan. Beliau tidak pernah mencela dan mencerca seseorang. Beliau tidak pernah mencari-cari kesalahan orang lain. Budi pelerti beliau yang menyeluruh telah meliputi seluruh umat manusia. Beliau selalu sabar menghadapi perangai buruk bangsa Arab dan orang-orang yang asing bagi beliau. Beliau selalu duduk di atas tanah dan duduk bersama orang-orang miskin serta makan bersama mereka. Dalam makan dan berpakaian, beliau tidak pernah melebihi rakyat biasa. Setiap berjumpa dengan seseorang, beliau selalu memulai mengucapkan salam dan berjabat tangan dengannya. Beliau tidak pernah mengizinkan siapa pun berdiri (untuk menghormati)nya. Beliau selalu menghormati orang-orang berilmu dan berakhlak mulia. Dibandingkan dengan yang lain, beliau lebih bijaksana, sabar, adil, berani dan pengasih. Beliau selalu menghormati orang-orang tua, menyayangi anak-anak kecil dan membantu orang-orang yang terlantar. Sebisa mungkin, beliau tidak pernah makan sendirian. Ketika beliau meninggal dunia, beliau tidak meninggalkan sekeping Dinar dan Dirham pun.


Keberanian beliau sangat terkenal sehingga Imam Ali as pernah berkata: “Ketika perang mulai memanas, kami berlindung kepada beliau.”


Rasa memaafkan beliau sangat besar. Ketika berhasil membebaskan Makkah, beliau memegang pintu Ka’bah seraya bersabda (kepada musyrikin Makkah): “Apa yang kalian katakan dan sangka sekarang?” Mereka menjawab: “Kami mengatakan dan menyangka kebaikan (terhadapmu). Engkau adalah seorang pemurah dan putra seorang pemurah. Engkau telah berhasil berkuasa terhadap kami. Engkau pasti mampu melakukan apa yang kau inginkan.” Mendengar pengakuan mereka ini, hati beliau tersentuh dan menangis. Ketika penduduk Makkah melihat kejadian itu, mereka pun turut menangis. Setelah itu beliau bersabda: “Aku mengatakan seperti apa yang pernah dikatakan oleh saudaraku Yusuf bahwa ‘Tiada cercaan bagi kalian pada hari ini. Allah akan mengampuni kalian, dan Ia adalah Lebih Pengasih dari para pengasih’.” (QS. Yusuf: 92) Beliau memaafkan seluruh kriminalitas dan kejahatan yang pernah mereka lakukan seraya mengucapkan sabda beliau yang spektakuler: “Pergilah! Kalian bebas.”
Mukjizat Ilmiah


Dengan merujuk kepada buku-buku yang memuat sabda, pidato dan nasihat-nasihat beliau secara panjang lebar, mukjizat ilmiah beliau ini dapat dipahami dengan jelas.
Mukjizat Amaliah


Dapat diakui bahwa seluruh perilaku beliau dari sejak lahir hingga wafat adalah sebuah mukjizat. Dengan sedikit merenungkan kondisi dan karakteristik masyarakat Hijaz, khususnya masyarakat kala itu, kemukjizatan seluruh perilaku beliau akan jelas bagi kita. Beliau bak sebuah bunga yang tumbuh di ladang duri. Beliau tidak hanya tidak terpengaruh oleh karakteristik duri-duri itu, bahkan beliau berhasil merubahnya. Beliau tidak hanya terpengaruh oleh kondisi kehidupan masyarakat kala itu, bahkan beliau berhasil mempengaruhi gaya hidup mereka.


Dalam kurun waktu dua puluh tiga tahun, beliau telah berhasil melakukan empat pekerjaan besar dan fundamental meskipun banyak aral melintang dan problema yang melilit. Masing-masing pekerjaan itu dalam kondisi normal semestinya memerlukan usaha bertahun-tahun untuk dapat tegak berdiri sepanjang masa. Keempat pekerjaan besar itu adalah sebagai berikut:


Pertama, berbeda dengan agama-agama yang sedang berlaku pada masa beliau, beliau mendirikan sebuah agama baru yang bersifat Ilahi. Beliau telah berhasil menciptakan banyak orang beriman kepada agama tersebut sehingga sampai sekarang pun pengaruh spiritual beliau masih kuat tertanam di dalam lubuk hati ratusan juta pengikutnya. Menjadikan seseorang taat adalah sebuah pekerjaan yang mudah. Akan tetapi, menundukkan hati masyarakat, itu pun sebuah masyarakat fanatis dan bodoh tanpa syarat dan menjadikan mereka taat dari lubuk hati bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah.


Kedua, dari kabilah-kabilah berpecah-belah yang selalu saling bermusuhan dan memiliki hobi berperang, beliau berhasil sebuah umat yang satu dan menjalin persaudaraan, persamaan, kebebasan dan kesatun kalimat dalam arti yang sebenarnya di antara mereka. Setelah beberapa tahun berlalu, beliau berhasil membentuk sebuah umat yang bernama umat Muhammad saw. Hingga sekarang umat ini masih eksis dan terus bertambah.

Ketiga, di tengah-tengah kabilah yang berpecah-belah, masing-masing memiliki seorang pemimpin, biasa melakukan pekerjaan secara tersendiri dan tidak pernah memiliki sebuah pemerintahan yang terpusat itu, beliau berhasil membentuk sebuah pemerintahan yang berlandaskan kepada kebebasan dan kemerdekaan yang sempurna. Dari sisi kekuatan dan kemampuan, pemerintahan ini pernah menjadi satu-satunya pemerintahan mutlak di dunia setelah satu abad berlalu.


Beliau pernah menulis enam surat dalam satu hari kepada para raja penguasa masa itu dan mengajak mereka untuk memeluk Islam, raja-raja yang menganggap diri mereka berada di puncak kekuatan dan meremehkan kaum Arab.


Ketika surat beliau sampai ke tangan raja Iran dan melihat nama beliau disebutkan di atas namanya, ia marah seraya memerintahkan para suruhannya untuk pergi ke Madinah dan membawa Muhammad ke hadapannya.


Ya! Para raja itu berpikir bahwa bangsa Arab adalah sebuah bangsa yang tidak akan menunjukkan reaksi apa pun di hadapan pasukan kecil seperti bala tentara Habasyah. Bahkan, mereka akan lari tunggang-langgang meninggalkan Makkah dan kehidupan mereka, serta berlindung ke gunung-gunung. Mereka tidak dapat memahami bahwa bangsa Arab telah memiliki seorang pemimpin Ilahi dan mereka bukanlah bangsa Arab yang dulu lagi.


Keempat, dalam kurun waktu dua puluh tiga tahun, beliau telah menetapkan dan menunjukkan sederetan undang-undang yang mencakup seluruh kebutuhan umat manusia. Undang-undang ini akan tetap kekal hingga hari Kiamat, dan mempraktikkannya dapat mendatangkan kebahagiaan umat manusia. Undang-undang ini tidak akan pernah layu. “Kehalalan Muhammad adalah halal selamanya hingga hari Kiamat dan keharamannya adalah haram selamanya hingga hari Kiamat.”[1] Undang-undang ini akan selamanya hidup kekal. Di hauzah-hauzah ilmiah selalu dibahas dan didiskusikan oleh para fuqaha besar dalam sebuah obyek pembahasan fiqih, Furu’uddin dan kewajiban amaliah.


Mukjizat Ma’nawiyah


Mukjizat abadi beliau adalah al-Quran yang telah turun kepada beliau dalam kurun waktu dua puluh tiga tahun, dan dari sejak saat itu hingga sekarang selalu mendapatkan perhatian dan penelaahan dari berbagai segi oleh seluruh masyarakat dunia. Kitab ini berhasil membangkitkan rasa heran para ilmuan dan sepanjang masa masih memiliki kekokohan dan kedudukannya yang mulia. Kitab ini terselamatkan dari segala bentuk tahrif, pengurangan dan penambahan. Ratusan tafsir dan buku tentang hakikat arti dan kosa katanya telah ditulis.

Salah satu mukjizat beliau yang lain adalah keturunan suci beliau yang terjaga dari dosa. Hanya kedudukan tinggi kenabianlah yang mampu menghaturkan putri-putri dan para imam ma’shum seperti ini kepada masyarakat. Seseorang yang sadar dengan memperhatikan ilmu, kehidupan, ucapan dan perilaku Ahlubait as akan mengakui bahwa setiap dari mereka, sebagaimana al-Quran, adalah dalil tersendiri atas kenabian Rasulullah saw. Seandainya tidak ada dalil lain untuk membuktikan kenabian Rasulullah saw kecuali keberadaan keturunan semacam itu, hal itu sudah mencukupi dan hujjah sudah sempurna. Pembahasan panjang-lebar tentang masalah ini tidak relevan untuk kesempatan pendek ini.