indonesia raya

TECHNICS MECHANICALS KUANTUM DISCHOPERYING THE UNDER WORLD


Indonesia Raya
IndonesiaRaya-SinPo1928.jpg
Salah satu dari dua terbitan asli lagu Indonesia Raya, di surat kabar Tionghoa berbahasa Melayu Sin Po, edisi 10 November 1928.
Lagu kebangsaan Bendera Indonesia Indonesia
Juga dikenal sebagai Indonesia Raja
(ejaan lama)
Lirik Wage Rudolf Supratman, 1924
Musik Wage Rudolf Supratman, 1924
Diadopsi 17 Agustus 1945

Sampel musik
Indonesia Raya
(aransemen simfoni Jozef Cleber)

Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Republik Indonesia. Lagu ini pertama kali diperkenalkan oleh komponisnya, Wage Rudolf Soepratman, pada tanggal 28 Oktober 1928 pada saat Kongres Pemuda II di Batavia. Lagu ini menandakan kelahiran pergerakan nasionalisme seluruh nusantara di Indonesia yang mendukung ide satu "Indonesia" sebagai penerus Hindia Belanda, daripada dipecah menjadi beberapa koloni.

Stanza pertama dari Indonesia Raya dipilih sebagai lagu kebangsaan ketika Indonesia mem[p]roklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.

Indonesia Raya dimainkan pada upacara bendera. Bendera Indonesia dinaikkan dengan khidmat dan gerakan yang diatur sedemikian supaya bendera mencapai puncak tiang bendera ketika lagu berakhir. Upacara bendera utama diadakan setiap tahun pada tanggal 17 Agustus untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Upacara ini dipimpin oleh Presiden Indonesia.

Sejarah

Ketika mempublikasikan Indonesia Raya tahun 1928, Wage Rudolf Soepratman dengan jelas menuliskan "lagu kebangsaan" di bawah judul Indonesia Raya. Teks lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali oleh suratkabar Sin Po.

Setelah dikumandangkan tahun 1928 dihadapan para peserta Kongres Pemuda II dengan biola, pemerintah kolonial Hindia Belanda segera melarang penyebutan lagu kebangsaan bagi Indonesia Raya.

Meskipun demikian, para pemuda tidak gentar. Mereka ikuti lagu itu dengan mengucapkan "Mulia, Mulia!", bukan "Merdeka, Merdeka!" pada refrein. Akan tetapi, tetap saja mereka menganggap lagu itu sebagai lagu kebangsaan.

Selanjutnya lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan pada setiap rapat partai-partai politik. Setelah Indonesia merdeka, lagu itu ditetapkan sebagai lagu Kebangsaan perlambang persatuan bangsa.

Namun pada saat menjelaskan hasil Festival Film Indonesia (FFI) 2006 yang kontroversial dan pada kompas tahun 1990-an, Remy Sylado, seorang budayawan dan seniman senior Indonesia mengatakan bahwa lagu Indonesia Raya merupakan jiplakan dari sebuah lagu yang diciptakan tahun 1600-an berjudul Lekka Lekka Pinda Pinda. Kaye A. Solapung, seorang pengamat musik, menanggap tulisan Remy dalam Kompas tanggal 22 Desember 1991. Ia mengatakan bahwa Remy hanya sekadar mengulang tuduhan Amir Pasaribu pada tahun 1950-an. Ia juga mengatakan dengan mengutip Amir Pasaribu bahwa dalam literatur musik, ada lagu Lekka Lekka Pinda Pinda di Belanda, begitu pula Boola-Boola di Amerika Serikat. Solapung kemudian membedah lagu-lagu itu. Menurutnya, lagu Boola-boola dan Lekka Lekka tidak sama persis dengan Indonesia Raya, dengan hanya delapan ketuk yang sama. Begitu juga dengan penggunaan Chord yang jelas berbeda. Sehingga, ia menyimpulkan bahwa Indonesia Raya tidak menjiplak.[1]

Naskah pada koran Sin Po (1928)

Lagu Indonesia Raya diciptakan oleh WR Supratman dan dikumandangkan pertama kali di muka umum pada Kongres Pemuda 28 Oktober 1928 di Jakarta (pada usia 25 tahun), dan disebarluaskan oleh koran Sin Po pada edisi bulan November 1928. Naskah tersebut ditulis oleh WR Supratman dengan Tangga Nada C (natural) dan dengan catatan Djangan Terlaloe Tjepat, sedangkan pada sumber lain telah ditulis oleh WR Supratman pada Tangga Nada G (sesuai kemampuan umum orang menyanyi pada rentang a - e) dan dengan irama Marcia , Jos Cleber (1950) menuliskan dengan irama Maestoso con bravura (kecepatan metronome 104).

Aransemen simfoni Jos Cleber (1950)

Secara musikal, lagu ini telah dimuliakan — justru — oleh orang Belanda (atau Belgia) bernama Jos Cleber (pada waktu itu ia berusia 34 tahun) yang tutup usia tahun 1999 pada usia 83 tahun. Setelah menerima permintaan Kepala Studio RRI Jakarta Jusuf Ronodipuro pada tahun 1950, Jos Cleber pun menyusun aransemen baru, yang penyempurnaannya ia lakukan setelah juga menerima masukan dari Presiden Soekarno.

Rekaman asli (1950) dan rekam ulang (1997)

Rekaman asli dari Jos Cleber tahun 1950 dari Orkes Cosmopolitan Jakarta, telah dimainkan dan direkam kembali secara digital di Australia tahun 1997 berdasarkan partitur Jos Cleber yang tersimpan di RRI Jakarta, oleh Victoria Philharmonic di bawah pengarahan Addie MS

Lirik asli, ejaan 1958, dan EYD



Lirik asli (1928)

INDONESIA RAJA

I

Indonesia, tanah airkoe,
Tanah toempah darahkoe,
Disanalah akoe berdiri,
Mendjaga Pandoe Iboekoe.

Indonesia kebangsaankoe,
Kebangsaan tanah airkoe,
Marilah kita berseroe:
"Indonesia Bersatoe".

Hidoeplah tanahkoe,
Hidoeplah neg'rikoe,
Bangsakoe, djiwakoe, semoea,
Bangoenlah rajatnja,
Bangoenlah badannja,
Oentoek Indonesia Raja.

II

Indonesia, tanah jang moelia,
Tanah kita jang kaja,
Disanalah akoe hidoep,
Oentoek s'lama-lamanja.

Indonesia, tanah poesaka,
Poesaka kita semoea,
Marilah kita mendoa:
"Indonesia Bahagia".

Soeboerlah tanahnja,
Soeboerlah djiwanja,
Bangsanja, rajatnja, semoeanya,
Sedarlah hatinja,
Sedarlah boedinja,
Oentoek Indonesia Raja.

III

Indonesia, tanah jang soetji,
Bagi kita disini,
Disanalah kita berdiri,
Mendjaga Iboe sedjati.

Indonesia, tanah berseri,
Tanah jang terkoetjintai,
Marilah kita berdjandji:
"Indonesia Bersatoe"

S'lamatlah rajatnja,
S'lamatlah poet'ranja,
Poelaoenja, laoetnja, semoea,
Madjoelah neg'rinja,
Madjoelah Pandoenja,
Oentoek Indonesia Raja.

Refrain

Indones', Indones',
Moelia, Moelia,
Tanahkoe, neg'rikoe jang koetjinta.
Indones', Indones',
Moelia, Moelia,
Hidoeplah Indonesia Raja.

Lirik resmi (1958)

INDONESIA RAJA

I

Indonesia tanah airku,
Tanah tumpah darahku,
Disanalah aku berdiri,
Djadi pandu ibuku.

Indonesia kebangsaanku,
Bangsa dan tanah airku,
Marilah kita berseru,
Indonesia bersatu.

Hiduplah tanahku,
Hiduplah neg'riku,
Bangsaku, Rajatku, sem'wanja,
Bangunlah djiwanja,
Bangunlah badannja,
Untuk Indonesia Raja.

II

Indonesia, tanah jang mulia,
Tanah kita jang kaja,
Disanalah aku berdiri,
Untuk s'lama-lamanja.

Indonesia, tanah pusaka,
P'saka kita semuanja,
Marilah kita mendoa,
Indonesia bahagia.

Suburlah tanahnja,
Suburlah djiwanja,
Bangsanja, Rajatnja, sem'wanja,
Sadarlah hatinja,
Sadarlah budinja,
Untuk Indonesia Raja.

III

Indonesia, tanah jang sutji,
Tanah kita jang sakti,
Disanalah aku berdiri,
Ndjaga ibu sejati.

Indonesia, tanah berseri,
Tanah jang aku sajangi,
Marilah kita berdjandji,
Indonesia abadi.

S'lamatlah rakjatnja,
S'lamatlah putranja,
Pulaunja, lautnja, sem'wanja,
Madjulah Neg'rinja,
Madjulah pandunja,
Untuk Indonesia Raja.

Refrain

Indonesia Raja,
Merdeka, merdeka,
Tanahku, neg'riku jang kutjinta!
Indonesia Raja,
Merdeka, merdeka,
Hiduplah Indonesia Raja.



zakumi

TECHNICS MECHANICALS KUANTUM DISCHOPERYING THE UNDER WORLD

Zakumi Maskot Piala Dunia 2010

Zakumi Maskot Piala Dunia 2010 telah diluncurkan beberapa waktu lalu.

Zakumi artinya persatuan Afrika Selatan. "Za" menunjuk kepada Afrika Selatan. Sedangkan "kumi" berarti sepuluh, merujuk kepada 10 bahasa yang digunakan di negara tersebut.

Menurut Sekretaris Jenderal FIFA, Jerome Valcke, maskot tersebut didesain secara eksklusif di Afsel. Dia akan menjadi sejarah, karena Afsel merupakan negara Afrika pertama yang menjadi tuan rumah Piala Dunia.

"Zakumi merepresentasikan rakyat, geografi, dan semangat Afrika Selatan. Dia mempersonifikasikan Piala Dunia 2010. Kami yakin, semua orang akan puas dan bisa bersenang-senang dengannya menjelang, selama Piala Konfederasi, juga selama Piala Dunia 2010," kata Valcke.

Maskot itu didesain oleh seniman Afsel, Andries Odendaal dari Kota Cape Town. Rambut hijau di maskot itu merepresentasikan rumput lapangan sepakbola.

Bagi FIFA, Zakumi akan membantu membawa Piala Dunia 2010 di Afsel lebih besar, menyenangkan, dan tak terlupakan. Dia juga akan menunjukkan kepada ribuan orang yang akan datang ke sana tentang kehangatan Benua Afrika.


Zakumi Maskot Piala Dunia 2010
Zakumi Maskot Piala Dunia 2010
Zakumi Maskot Piala Dunia 2010
Zakumi Maskot Piala Dunia 2010
Zakumi Maskot Piala Dunia 2010

maskot piala dunia

Piala Dunia Maskot Deskripsi
Inggris
1966

World Cup Willy

Sebuah singa, merupakan simbol tipikal dari Kerajaan Inggris, mengenakan kaos Union Jack dengan kata "WORLD CUP".
Meksiko
1970
1970 juanito.jpg

Juanito

Seorang anak laki-laki mengenakan seragam Meksiko dan sebuah topi sombrero (dengan kata-kata "MEXICO 70"). Namanya merupakan nama kecil dari "Juan", sebuah nama umum dalam bahasa Spanyol.
Jerman Barat
1974

Tip and Tap

2 anak laki-laki mengenakan seragam Jerman, dengan huruf WM (Weltmeisterschaft, World Cup, Piala Dunia) dan angka 74.
Argentina
1978

Gauchito

Seorang anak laki-laki mengenakan seragam Argentina. Topinya (dengan kata ARGENTINA '78), syal dan cambuk merupakan tipikal dari seorang gaucho.
Spanyol
1982

Naranjito

Sebuah jeruk, sebuah buah yang menjadi ciri khas Spanyol, mengenakan seragam dari Spanyol. Namanya berasal dari kata naranja, Bahasa Spanyol dari jeruk, dan kata pengecil "-ito".
Meksiko
1986

Pique

Sebuah lada jalapeño, karakteristik dari masakan Meksiko, dengan kumis dan mengenakan topi sombrero. Namanya berasal dari kata picante, Bahasa Spanyol dari rempah-rempah dan saus.
Italia
1990

Ciao

Seorang pemain stick figure dengan kepala bola sepak dan tubuh berwarna bendera Italia. Namanya merupakan kata sapaan dalam Bahasa Italia.
Amerika Serikat
1994
Strik94.jpg

Striker

Seekor anjing, mengenakan seragam Amerika Serikat dengan kata-kata "USA 94".
Perancis
1998
1998 footix.jpg

Footix

Seekor unggas, salah satu dari simbol nasional Perancis, dengan kata "FRANCE 98" di dada. Tubuhnya sebagian besar biru, seperti kaos seragam Perancis dan namanya merupakan sebuah kata portmanteau dari "sepak bola" dengan akhiran "-ix" dari Astérix. Nama lain yang sempat diajukan adalah "Raffy", "Houpi", dan "Gallik".
Korea & Jepang
2002
2002 ato kaz and nik.jpg

Ato, Kaz and Nik (The Spheriks)

Oranye, ungu, dan biru futuristik, makhluk ciptaan komputer. Mereka merupakan anggota sebuah tim "Atmoball" (permainan fiksi semacam sepak bola), Ato adalah pelatih sedangkan Kaz dan Nik adalah pemain.
Jerman
2006
GoleoIV.jpg

Goleo dan Pille

Seekor singa mengenakan kaos Jerman dengan angka 06 dan sebuah bola sepak berbicara, Pille. Goleo adalah sebuah portmanteau dari kata "goal" dan "leo", kata latin dari singa. Di Jerman, "Pille" adalah kata sehari-hari untuk menyebut sepak bola.
Afrika Selatan
2010

Zakumi

Zakumi adalah nama maskot Piala Dunia 2010 yang akan digelar di Afrika Selatan. Zakumi adalah seekor macan tutul dengan rambut nyentrik berwarna hijau, Zakumi lahir tanggal 16 Juni 1994 yang bertepatan dengan hari pemuda di Afrika Selatan. Pada tahun 2010 Zakumi akan berusia 16 tahun, yang akan dirayakan secara global dengan tajuk piala dunia 2010.

Nama Zakumi berasal dari kata “Za”, kode untuk Afrika Selatan, dan “kumi”, sebuah kata yang berarti sepuluh dalam berbagai bahasa Afrika. Zakumi mengenakan kostum hijau dan kuning (emas), yang juga menjadi warna dominasi seragam tim Afrika Selatan

Brazil
2014
TBA

mekanisme darwinisme

TECHNICS MECHANICALS KUANTUM DISCHOPERYING THE UNDER WORLD

MEKANISME DARWINISME


Menurut teori evolusi, makhluk hidup terwujud melalui berbagai kebetulan, dan berkembang lebih jauh sebagai sebuah hasil dari dampak yang tidak disengaja. Sekitar 3,8 miliar tahun lalu, ketika tidak ada makhluk hidup di bumi, makhluk bersel satu (prokaryota) sederhana pertama muncul. Seiring dengan perjalanan waktu, sel-sel yang lebih kompleks (eukaryota) dan organisme bersel banyak muncul. Dengan kata lain, menurut Darwinisme, kekuatan alam membangun benda-benda mati sederhana menjadi rancangan sangat kompleks dan sempurna.
Dalam menilai pernyataan ini, seseorang harus mengkaji apakah kekuatan semacam itu benar-benar ada di alam. Lebih jelas lagi, apakah benar-benar ada mekanisme alam yang bisa menghasilkan evolusi sesuai dengan sekenario Darwin?
Model neo-Darwinis, yang dapat kita anggap sebagai teori utama dari evolusi saat ini, menyatakan bahwa kehidupan berkembang atau berevolusi melalui dua mekanisme alamiah: seleksi alam dan mutasi. Pada dasarnya teori ini menekankan bahwa seleksi alam dan mutasi adalah dua mekanisme yang saling melengkapi. Sumber dari perubahan secara evolusi adalah mutasi acak yang terjadi dalam struktur genetik makhluk hidup. Sifat yang dihasilkan dari mutasi ini kemudian dipilah dengan mekanisme seleksi alam, dan dengan cara inilah makhluk hidup berevolusi. Akan tetapi jika kita kaji lebih dalam teori ini, kita akan menemukan bahwa tidak ada mekanisme evolusi seperti itu. Baik seleksi alam maupun mutasi tidak bisa menyebabkan spesies yang berbeda berkembang menjadi spesies lain, dan pernyatan bahwa keduanya bisa adalah benar-benar tidak berdasar.


Seleksi Alam

Konsep seleksi alam adalah landasan utama Darwinisme. Pernyataan ini ditegaskan bahkan pada judul buku dimana Darwin mengajukan teorinya: The Origin of Species, by means of Natural Selection (Asal usul Spesies, melalui Seleksi Alam)…
Seleksi alam didasarkan pada anggapan bahwa di alam selalu terdapat persaingan untuk kelangsungan hidup. Ia memilih makhluk-makhluk dengan sifat-sifat yang paling membuat mereka mampu mengatasi tekanan yang diberikan lingkungan. Pada akhir persaingan ini, yang terkuat, yang paling sesuai dengan keadaan alam, akan bertahan. Sebagai contoh, pada sekawanan rusa yang berada di bawah ancaman pemangsa, mereka yang mampu berlari lebih cepat secara alami akan bertahan hidup. Hasilnya, kawanan rusa tersebut pada akhirnya hanya akan terdiri dari rusa-rusa yang mampu berlari cepat.
Meskipun demikian, betapapun lamanya hal ini berlangsung, ini tidak akan merubah rusa tersebut menjadi jenis lain. Rusa lemah akan tersingkirkan, yang kuat bertahan, tetapi, karena tidak ada perubahan yang terjadi dalam data genetik mereka, perubahan spesies pun tidak akan terjadi. Meskipun proses seleksi ini terjadi terus-menerus, rusa tetap akan menjadi rusa.
Contoh tentang rusa tersebut berlaku untuk semua spesies. Dalam populasi manapun, seleksi alam hanya menyingkirkan yang lemah, atau individu yang tidak cocok yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan kondisi alam dalam habitat mereka. Mekanisme seperti ini tidak akan menghasilkan spesies baru, informasi genetik yang baru, atau organ baru. Artinya, seleksi alam tidak bisa menyebabkan apapun untuk berevolusi. Darwin pun menerima fakta ini, sesuai dengan pernyataannya “Seleksi alam tidak bisa berbuat apapun hingga perbedaan individu atau keragaman yang menguntungkan terjadi.”7 Itulah mengapa neo-Darwinisme harus menambahkan mekanisme mutasi sebagai faktor pengubah informasi genetik dalam konsep seleksi alam.
Kita akan membahas mutasi lebih jauh dalam bab selanjutnya. Tetapi sebelumnya, kita perlu mengkaji lebih jauh konsep seleksi alam untuk melihat pertentangan yang sangat melekat di dalamnya.


Persaingan untuk kelangsungan hidup?

Anggapan mendasar dari teori seleksi alam adalah bahwa di alam selalu terdapat persaingan sengit untuk kelangsungan hidup, dan setiap makhluk hidup hanya mempedulikan dirinya sendiri. Pada saat Darwin mengajukan teori ini, gagasan Thomas Malthus, seorang ahli ekonomi klasik Inggris, berpengaruh penting pada dirinya. Malthus menyatakan bahwa manusia tak terhindar dari persaingan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Ia mendasari pandangannya pada kenyataan bahwa populasi, yang berarti juga kebutuhan akan sumber makanan, bertambah menurut deret ukur, sementara sumber makanan itu sendiri bertambah menurut deret hitung. Alhasil, ukuran populasi mau tak mau akan dibatasi oleh faktor-faktor lingkungan, seperti kelaparan dan penyakit. Darwin menerapkan pandangan Malthus tentang persaingan sengit untuk kelangsungan hidup antar manusia kepada alam secara luas, dan menyatakan bahwa “seleksi alam” adalah sebuah dampak persaingan ini.
Namun, penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa tidak terdapat persaingan untuk hidup di alam seperti yang dirumuskan Darwin. Sebagai hasil dari penelitian menyeluruh terhadap kelompok-kelompok hewan pada tahun 1960-an hingga 1970-an, V. C. Wynne-Edward, seorang ahli ilmu hewan Inggris, menyimpulkan bahwa makhluk hidup menyeimbangkan populasi mereka melalui suatu cara menarik, yang mencegah persaingan untuk memperoleh makanan. Populasi diatur tidak melalui penyingkiran yang lemah melalui hal-hal seperti wabah penyakit atau kelaparan, tetapi oleh sebuah mekanisme pengatur naluriah. Dengan kata lain, hewan mengatur jumlah mereka tidak dengan persaingan sengit, seperti diusulkan Darwin, tetapi dengan membatasi perkembangbiakan. 8
Bahkan tumbuhan menunjukkan contoh pengaturan populasi, yang menyanggah pernyataan Darwin tentang seleksi melalui persaingan. Pengamatan seorang ahli ilmu tumbuhan, A. D. Bradshaw, menunjukkan bahwa selama berkembangbiak, tumbuhan menyesuaikan diri dengan “kepadatan” penanaman, dan membatasi perkembangbiakan mereka jika daerah itu telah penuh dengan tumbuhan. 9 Di lain pihak, contoh pengorbanan yang teramati pada hewan seperti semut dan lebah menggambarkan sebuah model yang sama sekali bertentangan dengan persaingan untuk kelangsungan hidup menurut Darwinis.
Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian telah mengungkap penemuan mengenai “pengorbanan diri” bahkan pada bakteri. Makhluk hidup tanpa otak atau sistem syaraf ini, yang sama sekali tak berkemampuan untuk berfikir, membunuh diri mereka sendiri untuk menyelamatkan bakteri lain ketika mereka diserang virus.10
Contoh-contoh ini pastilah menyanggah anggapan dasar dari seleksi alam: persaingan untuk kelangsungan hidup yang tidak bisa dihindari. Memang benar terdapat persaingan di alam; akan tetapi terdapat juga model yang jelas dari “pengorbanan diri” dan “kesetiakawanan”.


Penelitian dan Percobaan

Terlepas dari kelemahan secara teori tersebut di atas, teori evolusi melalui seleksi alam kembali menemui kebuntuan mendasar ketika berhadapan dengan penemuan-penemuan ilmiah yang nyata. Nilai ilmiah sebuah teori harus dikaji berdasarkan berhasil atau tidaknya teori ini dalam percobaan dan pengamatan. Evolusi melalui seleksi alam gagal dalam keduanya.
Sejak masa Darwin, tidak pernah dikemukakan sepotong bukti pun untuk menunjukkan bahwa seleksi alam telah menyebabkan makhluk hidup berevolusi. Colin Patterson, seorang ahli purbakala senior pada Museum Sejarah Alam (Museum of Natural Histroy) Inggris di London yang juga seorang evolusionis terkemuka, menegaskan bahwa seleksi alam belum pernah teramati memiliki kemampuan untuk menyebabkan makhluk hidup berevolusi:
Tak seorangpun pernah menghasilkan satu spesies melalui mekanisme seleksi alam. Tak seorangpun pernah mendekatinya, dan kebanyakan dari perdebatan di dalam neo-Darwinisme adalah seputar pertanyaan ini.11
Pierre-Paul Grasse, ahli ilmu hewan terkenal Perancis yang juga penguji Darwinisme, berkomentar di dalam “Evolusi dan Seleksi Alam”, satu bab pada bukunya The Evolution of Living Organisms (Evlolusi Makhluk Hidup).
“Evolusi sedang beraksi” menurut J. Huxley dan ahli biologi lainnya hanyalah pengamatan atas fakta-fakta demografi, keragaman genotipe lokal, dan sebaran geografis. Sering kali spesies yang diamati hampir tidak berubah selama ratusan abad! Keragaman akibat [perubahan] keadaan, dengan didahului perubahan genom, tidak berarti evolusi, dan kita memiliki bukti nyata atas hal ini pada banyak spesies panchronic [yaitu fosil hidup yang tidak berubah selama jutaan tahun].12
Sebuah tinjauan lebih dekat pada beberapa “contoh yang teramati dari seleksi alam” yang disajikan oleh ahli biologi yang mendukung teori evolusi, akan mengungkapkan bahwa, pada kenyataannya, mereka tidak menyediakan bukti apapun bagi evolusi.


Kisah Sebenarnya tentang Melanisme Industri

Ketika sumber-sumber evolusionis dikaji, seseorang pasti akan melihat bahwa contoh ngengat di Inggris selama Revolusi Industri disebut-sebut sebagai contoh evolusi melalui seleksi alam. Hal ini diajukan sebagai contoh paling nyata dari evolusi yang teramati, dalam buku-buku acuan, majalah dan bahkan sumber-sumber akademis. Meskipun pada kenyataanya, contoh tersebut tidak berhubungan sama sekali dengan evolusi.
Pertama, mari kita mengingat kembali apa yang dikatakan: Menurut catatan ini, pada permulaan Revolusi Industri di Inggris, warna kulit pohon disekitar Manchester cukup terang. Oleh sebab itu, ngengat berwarna gelap yang berada di pohon itu akan lebih mudah dilihat oleh burung pemangsa mereka, dan karenanya mereka berkemungkinan kecil untuk bertahan hidup. Lima puluh tahun kemudian, di hutan-hutan dimana polusi industri telah membunuh lumut kerak, kulit pohon menjadi lebih gelap, dan sekarang ngengat berwarna terang menjadi paling banyak diburu, karena mereka paling mudah terlihat. Akibatnya, perbandingan antara ngengat berwarna terang dengan berwarna gelap menurun. Evolusionis mempercayai hal ini sebagai satu bukti besar bagi teori mereka. Mereka berlindung dan menghibur diri dengan bangga, menunjukkan bagaimana ngengat berwarna terang “berevolusi” menjadi ngengat berwarna gelap.
Namun demikian, walaupun kita percaya bahwa fakta ini benar, seharusnya sudah jelas bahwa ngengat-ngengat ini tidak bisa dijadikan bukti bagi teori evolusi, karena tidak ada bentuk baru yang muncul yang sebelumnya tidak ada. Ngengat berwarna gelap telah ada dalam populasi ngengat sebelum Revolusi Industri. Hanya perbandingan antar varietas ngengat yang ada saja yang berubah. Ngengat tidak memperoleh suatu sifat atau organ baru, yang akan menyebabkan “spesiasi” [terbentuknya spesies baru].13 Agar satu spesies ngengat berubah menjadi satu spesies hidup lain, burung misalnya, harus ada penambahan baru atas gen-gennya. Artinya, sebuah program genetik yang benar-benar baru harus dimasukan termasuk informasi tentang ciri-ciri fisik dari burung.
Ini adalah jawaban yang diberikan untuk kisah “Melanisme Industri” kaum evolusionis. Namun, masih ada sisi yang lebih menarik dari kisah ini: Tidak hanya penjelasannya, tetapi kisah itu sendiri tidak sepenuhnya benar. Sebagai ahli biologi molekuler, Jonathan Wells menjelaskan dalam bukunya Icons of Evolution (Lambang-lambang Evolusi), cerita ngengat berbintik ini, yang dimasukkan pada setiap buku biologi evolusi dan karenanya, telah menjadi sebuah “lambang” dalam hal ini, tidak mencerminkan kebenaran. Wells mengkaji di dalam bukunya bagaimana percobaan Bernard Kettlewell, yang dikenal sebagai “bukti percobaan”, sebenarnya adalah skandal ilmiah. Beberapa unsur dasar dari skandal ini adalah:
•Banyak percobaan yang dilakukan setelah Kettlewell mengungkap bahwa hanya ada satu jenis dari ngengat ini yang hinggap pada batang pohon, dan semua jenis lainnya lebih suka hinggap di bawah dahan kecil yang mendatar. Sejak 1980 menjadi teranglah bahwa ngengat umumnya tidak hinggap pada batang pohon. Selama 25 tahun kerja lapangan, banyak ilmuwan seperti Cyril Clarke dan Rory Howlett, Michael Majerus, Tony Liebert, dan Paul Brakefield menyimpulkan bahwa dalam percobaan Kettlewell, ngengat dipaksa untuk bertingkah laku tidak umum, karenanya, hasil percobaan tersebut tidak bisa diterima secara ilmiah.14
•Para Ilmuwan yang menguji kesimpulan Kettlewell muncul dengan hasil yang bahkan lebih menarik: Walaupun jumlah ngengat berwarna terang diharapkan akan lebih banyak pada daerah yang kurang berpolusi di Inggris, ngengat berwarna gelap di sana jumlahnya empat kali lebih banyak dari yang terang. Ini berarti tidak terdapat hubungan antara populasi ngengat dan batang kayu seperti yang dikatakan Kettlewell dan diulang-ulang oleh hampir semua sumber evolusionis.
•Ketika pengujian diperdalam, besarnya skandal ini semakin nyata: “Ngengat pada batang pohon” yang difoto oleh Kettlewell, sebenarnya adalah ngengat mati. Kettle well menggunakan serangga mati yang direkatkan atau ditusukkan pada batang kayu dan kemudian memfotonya. Pada dasarnya, sulit sekali untuk mengambil gambar seperti itu karena ngengat tidak hinggap di batang pohon, melainkan di bawah dedaunan.15
Fakta-fakta ini diungkapkan oleh masyarakat ilmiah baru di akhir 1990-an. Runtuhnya mitos Melanisme Industri, yang telah menjadi salah satu bahasan berharga dalam kuliah-kuliah “Mengenal Evolusi” di setiap Universitas selama beberapa dasawarsa, sangat mengecewakan para evolusionis. Salah satu dari mereka, Jerry Coyne, bertutur:
Reaksi saya mirip dengan kekecewaan yang menyertai temuan saya, pada umur 6 tahun, bahwa ternyata ayah sayalah dan bukan Santa yang membawa hadiah pada malam natal.16
Jadi, “contoh paling terkenal dari seleksi alam” telah dibuang ke tumpukan sampah sejarah sebagai sebuah skandal ilmiah—sebuah hal yang tak terhindarkan, karena, berkebalikan dengan apa yang dinyatakan evolusionis, seleksi alam bukanlah sebuah “mekanisme evolusi”.
Singkatnya, seleksi alam tidak mampu menambahkan organ baru pada makhluk hidup, atau menghilangkan salah satunya, ataupun merubah organisme dari satu spesies menjadi spesies lain. Bukti “terbesar” yang ada sejak Darwin hanya beranjak tidak lebih jauh dari “Melanisme Industri” ngengat di Inggris.



Mengapa Seleksi Alam Tidak Bisa
Menjelaskan Kompleksitas

Seperti yang kami tunjukkan pada bagian awal, masalah terbesar bagi teori evolusi melalui seleksi alam, adalah bahwa ia tidak bisa memunculkan organ atau sifat baru pada makhluk hidup. Seleksi alam tidak bisa mengembangkan data genetik suatu spesies; karenanya, ia tidak bisa digunakan untuk menjelaskan kemunculan spesies baru. Pembela terbesar teori Punctuated Equilibrium (Keseimbangan Tersela), Stephen Jay Gould, menyatakan kebuntuan seleksi alam ini sebagai berikut:
Intisari Dawinisme terdapat dalam sebuah kalimat: seleksi alam adalah kekuatan kreatif dari perubahan secara evolusi. Tak seorang pun menyangkal bahwa seleksi alam akan memainkan peran negatif dengan menyisihkan yang lemah. Teori Darwin mensyaratkan seleksi alam juga menciptakan yang kuat.17
Metoda menyesatkan lainnya yang diterapkan para evolusionis dalam masalah seleksi alam adalah usaha mereka untuk menghadirkan mekanisme ini sebagai sebuah perancang cerdas. Namun, seleksi alam tidak memiliki kecerdasan. Seleksi alam tidak memiliki kehendak yang dapat menentukan mana yang baik dan buruk bagi makhluk hidup. Akibatnya, seleksi alam tidak bisa menjelaskan system-sistem biologis dan organ-organ yang memiliki “kompleksitas tak tersederhanakan”. Sistem-sistem dan organ-organ ini tersusun atas banyak bagian yang bekerja sama, dan tidak akan berguna jika satu saja bagiannya hilang atau rusak. (Sebagai contoh, mata manusia tidak akan berfungsi kecuali jika ia memiliki semua bagiannya secara utuh).
Oleh karena itu, kehendak yang menyatukan semua bagian ini seharusnya mampu memperkirakan masa depan dan secara langsung mengarahkan kepada manfaat yang akan didapat pada tahapan terakhir. Karena seleksi alam tidak memiliki kesadaran atau kehendak, seleksi alam tidak bisa melakukan hal seperti itu. Fakta ini, yang menghancurkan dasar dari teori evolusi, juga mengganggu Darwin, yang menulis: “Jika bisa dibuktikan bahwa ada organ kompleks, yang tidak mungkin dapat terbentuk melalui banyak perubahan kecil bertahap, maka teori saya akan sepenuhnya runtuh.”18


Mutasi

Mutasi diartikan sebagai pemutusan atau penggantian yang terjadi pada molekul DNA, yang ditemukan dalam inti sel dari setiap makhluk hidup dan memuat semua informasi genetik darinya. Pemutusan atau penggantian ini diakibatkan oleh pengaruh-pengaruh luar seperti radiasi atau reaksi kimiawi. Setiap mutasi adalah sebuah “kecelakaan”, dan merusak nukleotida-nukleotida penyusun DNA atau mengubah kedudukan mereka. Hampir selalu, mereka menyebabkan kerusakan dan perubahan yang sedemikian besar sehingga sel tidak bisa memperbaikinya.
Mutasi, yang sering dijadikan tempat berlindung evolusionis, bukan sebuah tongkat sulap yang bisa merubah makhluk hidup ke bentuk yang lebih maju dan sempurna. Dampak langsung mutasi adalah membahayakan. Perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh mutasi hanya akan serupa dengan apa yang dialami penduduk Hiroshima, Nagasaki, dan Chernobyl: yaitu kematian, cacat, dan kelainan tubuh…
Alasan di balik ini sangatlah sederhana: DNA memiliki struktur sangat kompleks, dan perubahan-perubahan acak hanya akan merusakkannya. Ahli biologi B. G. Ranganathan menyatakan:
Pertama, mutasi asli sangat jarang terjadi di alam. Kedua, kebanyakan mutasi adalah berbahaya karena terjadi secara acak, bukan secara teratur merubah struktur gen; setiap perubahan acak dalam suatu sistem yang sangat tertata rapi hanya akan memperburuk, bukan memperbaiki. Sebagai contoh, jika gempa bumi menggoncang struktur yang tertata rapi seperti gedung, akan terjadi perubahan acak pada kerangka bangunan tersebut yang, dapat dipastikan, tidak akan merupakan suatu perbaikan.19
Tidak mengherankan, tak satupun mutasi bermanfaat telah teramati sejauh ini. Semua mutasi telah terbukti berbahaya. Ilmuwan evolusionis, Warren Weaver, mengomentari laporan yang disusun oleh Committee on Genetic Effects of Atomic Radiation (Komite Dampak Genetik dari Radiasi Atom), yang dibentuk untuk menyelidiki mutasi yang mungkin terjadi akibat senjata nuklir pada Perang Dunia II :
Banyak yang akan tercengang oleh pernyataan bahwa hampir semua gen termutasi yang telah dikenal ternyata membahayakan. Jika mutasi adalah bagian yang diperlukan dari proses evolusi, bagaimana mungkin suatu pengaruh baik—evolusi ke bentuk kehidupan yang lebih tinggi—dihasilkan dari mutasi yang umumnya membahayakan?20
Setiap usaha yang dilakukan untuk “menghasilkan mutasi yang bermanfaat” berakhir dengan kegagalan. Selama puluhan tahun, evolusionis melakukan berbagai percobaan untuk menghasilkan mutasi pada lalat buah, karena serangga ini berkembang biak sedemikian cepat sehingga mutasi akan lebih cepat terlihat. Keturunan demi keturunan lalat buah ini dimutasikan, namun tak satu pun mutasi bermanfaat yang teramati. Ahli genetika evolusionis, Gordon Taylor, akhirnya menulis:
Adalah sebuah kenyataan menarik, tetapi tidak sering disebutkan bahwa, meskipun para ahli genetika telah mengembangbiakkan lalat buah selama lebih dari 60 tahun di laboratorium seluruh dunia—lalat yang menghasilkan keturunan baru setiap sebelas hari—mereka tidak pernah melihat munculnya spesies baru atau bahkan enzim baru.21
Peneliti lainnya, Michael Pitman, berkomentar tentang kegagalan percobaan-percobaan yang dilakukan pada lalat buah:
Morgan, Goldschmidt, Muller, dan ahli genetika yang lain telah menghadapkan beberapa lalat buah pada kondisi ekstrim seperti panas, dingin, terang, gelap dan perlakuan dengan zat kimia serta radiasi. Semua jenis mutasi, semuanya hampir tak berarti atau benar-benar merugikan, telah dihasilkan. Inikah evolusi buatan manusia? Tidak juga: Hanya sebagian kecil dari monster buatan para ahli genetika tersebut yang mungkin mampu bertahan hidup di luar botol tempat mereka dikembangbiakkan. Pada kenyataannya mutan-mutan tersebut mati, mandul, atau cenderung kembali ke jenis asalnya.22
Hal yang sama berlaku bagi manusia. Semua mutasi yang teramati pada manusia menghasilkan kerugian. Semua mutasi yang terjadi pada manusia mengakibatkan cacat fisik, dalam bentuk penyakit mongolisme, sindroma Down, albinisme (bulai), cebol atau kanker. Jelaslah, sebuah proses yang membuat manusia cacat atau sakit tidak mungkin menjadi “mekanisme evolusi” - evolusi seharusnya menghasilkan bentuk-bentuk yang lebih mampu bertahan hidup.
Ahli penyakit Amerika David A. Demick mencatat sebagai berikut dalam sebuah artikel ilmiah tentang mutasi:
Ribuan penyakit manusia yang berhubungan dengan mutasi genetik telah dicatat pada beberapa tahun terakhir, dan lebih banyak lagi yang sedang dikaji. Sebuah buku rujukan terbaru genetika kedokteran mendaftar sekitar 4500 penyakit genetik yang berbeda. Beberapa gejala menurun yang diketahui secara klinis di masa sebelum analisa genetika molekuler (seperti gejala Marfan) sekarang ternyata diketahui berbeda jenis; yaitu berhubungan dengan berbagai mutasi yang berbeda… Dengan sederetan penyakit manusia yang disebabkan oleh mutasi ini, apakah dampak baiknya? Dengan ribuan contoh mutasi berbahaya yang ada, tentunya dimungkinkan memperlihatkan beberapa mutasi berguna jika saja evolusi makro benar. Hal ini [mutasi berguna] akan diperlukan bukan hanya untuk evolusi ke bentuk lebih kompleks, tapi juga untuk mengurangi dampak buruk dari banyak mutasi berbahaya. Tetapi, ketika tiba saatnya untuk menunjukkan mutasi berguna, ilmuwan-ilmuwan evolusionis anehnya hanya bungkam.23
Satu-satunya contoh “mutasi berguna” yang diberikan oleh ahli biologi evolusi adalah penyakit yang dikenal sebagai anemia sel sabit. Pada penyakit ini, molekul hemoglobin, yang membawa oksigen dalam darah, rusak karena mutasi, dan mengalami perubahan bentuk. Akibatnya, kemampuan molekul hemoglobin untuk mengangkut oksigen benar-benar terganggu. Karena itu, penderita anemia sel sabit mengalami kesulitan bernapas. Namun demikian, contoh mutasi ini, yang dijabarkan dalam bab kelainan darah pada buku kedokteran, anehnya dinilai oleh sebagian ahli biologi evolusi sebagai “mutasi berguna”. Mereka mengatakan bahwa kekebalan terbatas terhadap malaria pada penderita anemia sel sabit adalah sebuah “hadiah” dari evolusi. Dengan alur pemikiran yang sama, seseorang bisa mengatakan bahwa, karena orang yang dilahirkan dengan kelumpuhan kaki genetik tidak mampu berjalan dan jadinya selamat dari kematian karena kecelakaan lalu lintas, maka kelumpuhan kaki genetik tersebut adalah sebuah ”sifat genetik yang menguntungkan”. Pemikiran seperti ini jelas-jelas tidak berdasar.
Jelaslah bahwa mutasi hanyalah suatu mekanisme yang merusak. Pierre-Paul Grasse, mantan ketua French Academy of Sciences, menjelaskan dengan gamblang dalam komentarnya tentang mutasi. Grasse, mengibaratkan mutasi sebagai “kesalahan menulis huruf ketika menyalin sebuah tulisan”. Dan sebagaimana mutasi, kesalahan huruf tidak bisa menghasilkan suatu informasi baru, tetapi hanya merusak informasi yang telah ada. Grasse menjelaskan kenyataan ini sebagai berikut:
Mutasi, di suatu saat, terjadi secara terpisah. Mutasi tidak saling melengkapi satu sama lain, ataupun menumpuk pada keturunan selanjutnya menuju arah tertentu. Mereka merubah apa yang telah ada sebelumnya, tetapi, walau bagaimanapun, mereka melakukannya secara tidak teratur,… Segera setelah beberapa ketidakteraturan, meskipun kecil, terjadi pada makhluk yang teratur, penyakit, dan kemudian kematian, akan mengikuti. Tidak mungkin ada penyatuan antara fenomena kehidupan dengan ketidakteraturan.24
Jadi berdasarkan alasan tersebut, seperti yang Grasse katakan, “Tidak peduli berapa sering terjadi, mutasi tidak menghasilkan satu pun bentuk evolusi.”25


Efek Pleiotropik

Bukti terpenting bahwa mutasi membawa pada kerusakan adalah proses penyandian genetik. Hampir semua gen pada makhluk hidup yang sepenuhnya berkembang membawa lebih dari satu macam informasi. Sebagai contoh, satu gen mungkin mengatur sifat tinggi sekaligus warna mata pada suatu organisme. Ahli mikrobiologi, Michael Denton, menjelaskan sifat gen pada organisme tingkat tinggi seperti manusia ini, sebagai berikut:
Pengaruh dari gen pada perkembangan secara tak terduga sering kali beragam. Pada tikus rumah, hampir semua gen warna kulit memiliki beberapa pengaruh pada ukuran tubuh. Dari tujuh belas mutasi warna mata yang dipicu sinar X pada lalat buah Drosophila melanogaster, empat belas diantaranya mempengaruhi bentuk organ kelamin betina, sifat yang orang akan kira tidak ada hubungannya dengan warna mata. Hampir setiap gen yang telah dipelajari pada organisme tingkat tinggi diketahui mempengaruhi lebih dari satu sistem organ, sebuah efek beragam yang dikenal sebagai pleiotropi. Seperti pendapat Mayr dalam Population, Species and Evolution: “Sangat diragukan apakah ada gen yang tidak pleiotropik pada organisme tingkat tinggi.”26
Karena sifat struktur genetik makhluk hidup ini, setiap perubahan tak disengaja karena mutasi, pada gen mana saja dalam DNA, akan mempengaruhi lebih dari satu organ. Akibatnya, mutasi ini tidak akan terbatas pada satu bagian tubuh saja, tetapi akan memperlihatkan lebih banyak dampak merusaknya. Bahkan jika satu dari dampak ini ternyata menguntungkan, sebagai hasil dari kebetulan yang sangat jarang, pengaruh yang tidak bisa dihindari dari kerusakan yang disebabkannya akan jauh lebih terasa daripada manfaat tersebut.
Sebagai rangkuman, ada tiga alasan utama mengapa mutasi tidak memungkinkan terjadinya evolusi:
1. Pengaruh langsung dari mutasi adalah membahayakan: Karena terjadi secara acak, mutasi hampir selalu merugikan makhluk hidup yang mengalaminya. Nalar kita mengatakan bahwa campur tangan tak berkesadaran [atau perubahan acak] pada sebuah struktur yang sempurna dan kompleks tidak akan memperbaiki struktur tersebut, tetapi malah merusaknya. Dan memang, tidak ada “mutasi berguna” yang pernah teramati.
2. Mutasi tidak menambahkan informasi baru pada DNA suatu organisme: Unsur-unsur penyusun informasi genetik menjadi terenggut dari tempatnya, hancur atau terbawa ke tempat lain. Mutasi tidak dapat memberi makhluk hidup organ atau sifat baru. Mutasi hanya mengakibatkan kecacatan seperti kaki yang muncul di punggung atau telinga di perut.
3. Agar dapat diwariskan kepada keturunan selanjutnya, mutasi harus terjadi pada sel-sel perkembangbiakan organisme tersebut: Perubahan acak yang terjadi pada sel biasa atau organ tubuh tidak dapat diwariskan ke keturunan berikutnya. Sebagai contoh, mata manusia yang berubah akibat pengaruh radiasi atau sebab lain, tidak akan diwariskan kepada keturunan berikutnya.
Semua penjelasan yang diberikan di atas menunjukkan bahwa seleksi alam dan mutasi tidak memiliki pengaruh evolusi sama sekali. Sejauh ini, belum ada contoh yang dapat diamati dari “evolusi” yang diperoleh dengan cara ini. Kadang kala, ahli biologi evolusi menyatakan bahwa “mereka tidak bisa mengamati pengaruh evolusi dari mekanisme seleksi alam dan mutasi karena mekanisme ini hanya terjadi dalam jangka waktu yang sangat panjang”. Namun, alasan ini, yang hanya merupakan cara mereka menghibur diri, tidaklah berdasar, dalam pengertian bahwa hal demikian tidak memiliki landasan ilmiah. Selama hidupnya, seorang ilmuwan bisa mengamati ribuan keturunan makhluk hidup dengan masa hidup singkat seperti lalat buah atau bakteri, dan tetap tidak mengamati adanya “evolusi”. Pierre-Paul Grasse menyatakan hal berikut tentang tidak berubahnya bakteri secara alamiah, sebuah kenyataan yang menyanggah evolusi:
Bakteri… adalah organisme yang, karena jumlah besar mereka, menghasilkan paling banyak mutan. [B]akteri… menunjukkan kesetiaan besar pada spesies mereka. Bakteri Escherichia coli, yang mutan-nya telah dipelajari dengan teliti, adalah contoh terbaik. Pembaca akan setuju bahwa sungguh mengejutkan, paling tidak, [bahwa mereka] yang ingin membuktikan evolusi dan mengungkap mekanismenya ternyata kemudian memilih bahan untuk dipelajari suatu makhluk yang tidak berubah selama miliaran tahun! Apa gunanya mutasi mereka yang tak kenal berhenti, jika mereka tidak berubah [atau menghasilkan perubahan secara evolusi]? Secara keseluruhan, mutasi pada bakteri dan virus hanyalah perubahan warisan seputar kedudukan pertengahan; berayun ke kanan, ke kiri, tetapi pada akhirnya tidak ada pengaruh evolusi. Kecoa, yang merupakan salah satu kelompok serangga paling maju, sedikit banyak tetap tidak berubah sejak jaman Permian, tetapi mereka telah mengalami mutasi sebanyak Drosophila, serangga jaman Tersier.27
Singkatnya, mustahil bagi makhluk hidup mengalami evolusi, karena tidak terdapat mekanisme di alam yang bisa menyebabkan evolusi. Lebih jauh lagi, kesimpulan ini sesuai dengan bukti catatan fosil, yang tidak menunjukkan adanya proses evolusi, tetapi malah sebaliknya

teori neo-darwinisme runtuh

TECHNICS MECHANICALS KUANTUM DISCHOPERYING THE UNDER WORLD

Meskipun berakar dari Yunani kuno, teori evolusi pertama kali menjadi perhatian dunia ilmiah pada abad ke-19. Pandangan tentang evolusi yang paling luas dikaji dikemukakan oleh ahli biologi Perancis Jean Baptiste Lamarck, dalam Zoological Philosophy (Filsafat Ilmu Hewan)–nya (1809). Lamarck berpendapat bahwa semua makhluk hidup dilengkapi dengan kemampuan mendasar yang menyetir mereka untuk berevolusi (berubah) menjadi lebih kompleks. Dia juga berpendapat bahwa suatu organisme bisa menurunkan sifat-sifat yang diperoleh selama masa hidupnya kepada keturunannya. Sebagai contoh dari jalan pemikiran ini, Lamarck berpendapat bahwa leher panjang jerapah berkembang ketika nenek moyang yang berleher pendek memutuskan untuk meraih daun-daun pepohonan dari pada rerumputan .
Model evolusi Lamarck ini tersanggah oleh penemuan hukum penurunan sifat. Pada pertengahan abad ke-20, penemuan struktur DNA mengungkap bahwa inti dari sel makhluk hidup memiliki informasi genetik yang istimewa, dan bahwa informasi genetik ini tidak dapat dirubah oleh “sifat dapatan”. Dengan kata lain, selama hidupnya, meskipun jerapah berhasil menjadikan lehernya beberapa sentimeter lebih panjang dengan menjulurkan lehernya ke dahan yang lebih tinggi, sifat ini tidak akan diturunkan ke anak-anaknya. Singkatnya, pandangan Lamarck secara sederhana telah tersanggah oleh temuan ilmiah, dan tenggelam dalam sejarah sebagai sebuah anggapan cacat.
Meskipun demikian, teori evolusi yang dirumuskan oleh seorang ilmuwan alam yang hidup beberapa generasi setelah Lamarck terbukti lebih berpengaruh. Ilmuwan alam ini adalah Charles Robert Darwin, dan teori yang dirumuskannya dikenal sebagai “Darwinisme”.


Munculnya Darwinisme

Charles Darwin mendasarkan teorinya pada beberapa pengamatan yang dilakukannya sebagai seorang ilmuwan alam muda di atas kapal H.M.S Beagle, yang berlayar pada akhir 1831 dalam perjalanan resmi lima tahun keliling dunia. Darwin muda sangat terpengaruh oleh keanekaragaman jenis [binatang] yang dia amati, terutama berbagai burung finch di kepulauan Galapagos. Perbedaan pada paruh burung-burung ini, menurut Darwin adalah sebagai hasil dari penyesuaian diri terhadap lingkungan mereka yang berbeda.
Setelah pelayaran ini, Darwin mulai mengunjungi pasar-pasar hewan di Inggris. Dia mengamati bahwa pemulia sapi menghasilkan suatu keturunan sapi baru dengan mengawinkan sapi-sapi yang berbeda sifat. Pengalaman ini, bersama dengan keanekaragaman jenis burung finch yang diamatinya di kepulauan Galapagos, memberi andil dalam perumusan teorinya. Di tahun 1859, ia menerbitkan pandangannya dalam bukunya The Origin of Species (Asal mula Spesies). Dalam buku ini dia merumuskan bahwa semua spesies berasal dari satu nenek moyang, berevolusi dari satu jenis ke jenis yang lain sejalan dengan waktu melalui perubahan-perubahan kecil.
Yang membuat Teori Drarwin berbeda dari Lamarck adalah penekanannya pada “seleksi alam”. Darwin berteori bahwa terjadi persaingan untuk kelangsungan hidup di alam, dan bahwa seleksi alam adalah bertahannya spesies terkuat, yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Darwin mengambil alur berpikir sebagai berikut:
Di dalam satu spesies tertentu, terdapat keragaman alamiah dan karena kebetulan. Sebagai contoh beberapa sapi lebih besar daripada yang lain, sementara beberapa memiliki warna lebih gelap. Seleksi alam memilih sifat-sifat menguntungkan. Jadi, proses seleksi alam menyebabkan peningkatan gen-gen yang menguntungkan dalam satu populasi, yang menjadikan sifat-sifat populasi itu lebih sesuai untuk lingkungan di sekitarnya. Seiring dengan waktu perubahan-perubahan ini mungkin cukup berarti untuk menyebabkan munculnya spesies baru.
Namun demikian, “Teori evolusi oleh seleksi alam” ini memunculkan keraguan sejak awalnya:
1. Apakah “keragaman alamiah dan karena kebetulan” yang dimaksud Darwin? Memang benar beberapa sapi berukuran lebih besar daripada yang lain, sementara beberapa memiliki warna lebih gelap, tetapi bagaimana keragaman ini dapat menyediakan penjelasan bagi keanekaragaman spesies hewan dan tumbuhan?
2. Darwin menegaskan bahwa “Makhluk hidup berevolusi sedikit demi sedikit”. Jika demikian, seharusnya akan hidup jutaan “bentuk peralihan”. Namun tidak terdapat bekas dari makhluk teoritis ini dalam catatan fosil. Darwin berpikir keras pada masalah ini, dan akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa “penelitian lebih jauh akan menyediakan bukti fosil ini”.
3. Bagaimana seleksi alam menjelaskan organ-organ kompleks, seperti mata, telinga atau sayap? Bagaimana dapat dipercaya bahwa organ-organ ini berkembang secara berangsur-angsur, sementara harus diingat bahwa mereka akan gagal berfungsi jika satu bagiannya saja hilang?
4. Sebelum memikirkan pertanyaan-pertanyaan ini, simaklah hal berikut ini: Bagaimana organisme pertama, yang disebut Darwin sebagai nenek moyang dari semua spesies, muncul menjadi ada? Bisakah proses alamiah memberikan kehidupan kepada sesuatu yang asalnya benda mati?
Darwin setidaknya sadar atas beberapa pertanyaan ini, seperti yang dapat dilihat dalam bab yang berjudul “Difficulties of The Theory (Ganjalan-ganjalan dari Teori ini).” Namun, jawaban yang ia sediakan tidak memiliki keabsahan ilmiah. H.S. Lipson, ahli fisika Inggris, membuat catatan tentang “ganjalan” Darwin ini sebagai berikut:
Saat membaca The Origin of Species, saya menemukan bahwa Darwin sendiri sangat kurang yakin daripada yang biasa digambarkan orang; bab yang berjudul “Difficulties of The Theory” (Ganjalan-ganjalan dari Teori Ini) misalnya, menunjukkan keraguan diri yang nyata. Sebagai seorang ahli fisika, saya amat terganggu terutama terhadap pernyataannya tentang bagaimana mata bisa terbentuk.1
Darwin menggantungkan semua harapannya pada penelitian ilmiah yang lebih maju, yang diharapnya mampu menghapuskan “ganjalan dari teori ini” Akan tetapi, berkebalikan dengan harapannya, temuan-temuan ilmiah baru yang lebih banyak malahan semakin menambah ganjalan ini.


Masalah Asal Usul Kehidupan

Dalam bukunya, Darwin tidak pernah menyebutkan asal usul kehidupan. Pemahaman kuno ilmu pengetahuan pada masanya mendasarkan pada anggapan bahwa makhluk hidup memiliki struktur yang sangat sederhana. Sejak abad pertengahan, spontaneous generation (pembentukan spontan), teori yang menyatakan bahwa benda mati dapat berpadu untuk membentuk makhluk hidup, telah diterima secara luas. Dipercayai bahwa serangga terwujud dari sisa-sisa makanan. Lebih jauh lagi digambarkan bahwa tikus terwujud dari gandum. Beberapa percobaan menarik dilakukan untuk membuktikan teori ini. Sejumlah gandum diletakkan di atas potongan kain kotor, dan dipercayai bahwa tikus akan muncul segera darinya.
Demikian juga, kenyataan bahwa belatung muncul dari daging dipercaya sebagai bukti dari spontaneous generation (pembentukan spontan). Namun, beberapa waktu kemudian barulah disadari bahwa belatung tidak tiba-tiba muncul dari daging, tetapi terbawa oleh lalat dalam bentuk larva, tak terlihat oleh mata telanjang.
Bahkan pada masa di saat Darwin menulis Origin of Species, keyakinan bahwa bakteri dapat mewujud dari benda mati masih tersebar luas. Namun demikian, lima tahun setelah penerbitan buku Darwin, Louis Pasteur mengumumkan hasil penelitian dan pecobaan panjangnya, yang menyanggah spontaneous generation (pembentukan spontan), satu batu fondasi dari teori Darwin. Dalam kuliah kemenangannya di Sorbonne tahun 1864, Pasteur mengatakan, “Doktrin spontaneous generation (pembentukan spontan) tidak akan mampu bangkit dari pukulan telak mematikan dari percobaan sederhana ini”.2
Para pendukung teori evolusi tetap menolak menerima temuan Pasteur untuk waktu lama. Namun, saat kemajuan ilmiah menyingkap struktur kompleks sel, gagasan bahwa kehidupan dapat terwujud secara kebetulan menghadapi kebuntuan yang semakin besar. Kita akan mengkaji masalah ini secara lebih rinci dalam buku ini.


Masalah Penurunan Sifat

Hal lain yang menjadi masalah bagi teori Darwin adalah penurunan sifat. Pada masa ketika Darwin mengembangkan teorinya, pertanyaan tentang bagaimana makhluk hidup meneruskan sifat ke keturunannya - yaitu, bagaimana penurunan sifat terjadi - tidaklah dipahami sepenuhnya. Itulah mengapa keyakinan awam bahwa penurunan sifat terjadi melalui darah masih diterima luas.
Pengetahuan dangkal tentang penurunan sifat membawa Darwin mendasarkan teorinya pada landasan yang sama sekali salah. Darwin beranggapan bahwa seleksi alam merupakan “mekanisme evolusi”. Tetapi ada satu pertanyaan yang tetap tak terjawab: Bagaimana “sifat-sifat menguntungkan” ini terpilih dan diteruskan dari satu keturunan ke berikutnya? Pada titik ini, Darwin menganut teori Lamarck, yaitu “penurunan sifat-sifat dapatan”. Dalam bukunya The Great Evolution Mystery (Rahasia Besar Evolusi), Gordon R. Taylor, seorang peneliti penganjur teori evolusi, menggambarkan pandangannya bahwa Darwin sangat terpengaruh oleh Lamarck:
Lamarckisme… dikenal sebagai penurunan sifat-sifat dapatan… Sebenarnya, Darwin sendiri cenderung mempercayai bahwa penurunan sifat seperti itu bisa terjadi dan menyebutkan laporan kejadian seseorang yang kehilangan jarinya dan melahirkan anak tanpa jari… [Darwin], katanya, tidak mengambil satu ide pun dari Lamarck. Hal ini sangat ironis, karena Darwin berulang kali memainkan gagasan penurunan sifat dapatan dan, jika gagasan ini begitu buruk, Darwinlah yang seharusnya mendapatkan nama jelek daripada Lamarck… Dalam edisi tahun 1859 karyanya, Darwin mengacu pada ‘perubahan keadaan lingkungan luar’ menyebabkan keragaman tetapi kemudian keadaan ini dijelaskan sebagai mengarahkan keragaman dan bekerja sama dengan seleksi alam dalam mengarahkannya… Setiap tahun ia semakin mengacu kepada aktifitas penggunaan dan penyia-nyiaan… Pada tahun 1868 ketika ia menerbitkan Varieties of Animals and Plants under Domestication (Keragaman Hewan dan Tumbuhan dalam Pembudidayaan) segala contoh tentang penurunan sifat menurut Lamarck ia berikan: seperti seorang laki-laki yang terpotong jari kelingkingnya dan semua anaknya terlahir dengan jari kelingking cacat, serta anak laki-laki yang lahir dengan kulit khitan yang pendek sebagai akibat dari tradisi berkhitan secara turun temurun.3
Namun, pandangan Lamarck, seperti yang telah kita lihat diatas, disangkal oleh hukum penurunan sifat yang terungkap oleh seorang pendeta dan ahli tumbuhan Austria, Gregor Mendel. Karenanya, konsep “sifat-sifat yang menguntungkan” tidak memperoleh dukungan. Hukum penurunan sifat menunjukkan bahwa sifat-sifat dapatan tidak diturunkan, dan bahwa penurunan sifat terjadi berdasarkan hukum tetap tertentu. Hukum ini mendukung pandangan bahwa spesies tetap tidak berubah. Berapakalipun sapi yang dilihat oleh Darwin di pasar ternak Inggris beranak, jenisnya sendiri tidak akan pernah berubah: sapi akan tetap menjadi sapi.
Gregor Mendel mengumumkan hukum penurunan sifat yang ia temukan sebagai hasil dari percobaan dan pengamatan yang panjang dalam sebuah makalah ilmiah pada tahun 1865. Tetapi makalah ini baru menarik perhatian dunia ilmiah pada akhir abad. Pada awal abad ke-20, kebenaran dari hukum ini telah diterima oleh seluruh masyarakat ilmiah. Ini merupakan kebuntuan besar bagi teori Darwin, yang mencoba mendasarkan konsep “sifat-sifat menguntungkan” pada [teori] Lamarck.
Disini kita harus meluruskan kesalahpahaman umum: Mendel tidak hanya menentang model evolusi Lamarck, tetapi juga Darwin. Sebagaimana artikel “Mendel’s Opposition to Evolution and Darwin” (Penentangan Mendel atas Evolusi dan Darwin), dalam Journal of Heredity, menjelaskan, “Ia [Mendel] mengenal [buku] The Origin of Spesies (Asal Usul Spesies) …dan ia menentang teori Darwin; Darwin mendukung penurunan [sifat] dengan perubahan melalui seleksi alam, sedangkan Mendel menyokong doktrin tradisional tentang penciptaan khusus.”4
Hukum yang ditemukan Mendel menempatkan Darwinisme pada posisi yang amat sulit. Untuk itu, para ilmuwan pendukung Darwinisme berusaha mengembangkan model evolusi lain pada perempat pertama abad ke-20. Maka, lahirlah “neo-Darwinisme” (Darwinisme Baru).


Upaya Neo-Darwinisme

Sekelompok Ilmuwan yang memutuskan untuk mempertemukan Darwinisme dengan ilmu genetika, dengan segala cara, berkumpul dalam sebuah pertemuan yang diadakan oleh Perkumpulan Geologi Amerika pada tahun 1941. Setelah diskusi panjang, mereka setuju pada cara untuk membuat penjelasan baru dari Darwinisme; dan beberapa tahun setelah itu, para ahli menghasilkan sebuah rumusan dari berbagai bidang mereka menjadi sebuah teori evolusi yang terkaji ulang.
Para ilmuwan yang berperan serta dalam membangun teori baru ini termasuk ahli genetika G. Ledyard Stebbins dan Theodosius Dobzhansky, ahli ilmu hewan Ernst Mayr dan Julian Huxley, ahli kepurbakalaan George Gaylord Simpson dan Glenn L. Jepsen, dan ahli genetika matematis Sir Ronald A. Fisher dan Sewall Wright.5
Untuk menghadapi fakta “stabilitas genetik” (genetic homeostasis), kelompok ilmuwan ini menggunakan konsep “mutasi”, yang telah diperkenalkan oleh ahli botani Belanda Hugo de Vries pada awal abad ke-20. Mutasi adalah kerusakan yang terjadi, untuk alasan yang tidak diketahui, dalam mekanisme penurunan sifat pada makhluk hidup. Organisme yang mengalami mutasi memperoleh bentuk yang tidak lazim, yang menyimpang dari informasi genetik yang mereka warisi dari induknya. Konsep “mutasi acak” diharapkan bisa menjawab pertanyaan tentang asal usul keragaman menguntungkan yang menyebabkan makhluk hidup berevolusi sesuai dengan teori Darwin—sebuah kejadian yang Darwin sendiri tidak bisa menjelaskannya, tetapi hanya mencoba menghindarinya dengan mengacu kepada teori Lamarck. Kelompok Masyarakat Geologi Amerika menamai teori baru ini, yang dirumuskan dengan menambahkan konsep mutasi pada gagasan seleksi alam Darwin, sebagai “teori evolusi sintesis” atau “sintesis modern.” Dalam waktu singkat, teori ini mulai dikenal dengan nama “neo-Darwinisme” dan pendukungnya sebagai “neo-Darwinis.”
Namun terdapat sebuah masalah serius: Memang benar bahwa mutasi merubah informasi genetik makhluk hidup, tetapi perubahan ini selalu terjadi dengan dampak merugikan makhluk hidup bersangkutan. Semua mutasi yang teramati menghasilkan makhluk yang cacat, lemah, atau sakit dan, kadang kala, membawa kematian pada makhluk tersebut. Oleh karena itu, dalam upaya untuk mendapatkan contoh “mutasi menguntungkan” yang memperbaiki informasi genetik pada makhluk hidup, neo-Darwinis melakukan banyak percobaan dan pengamatan. Selama beberapa dasawarsa, mereka melakukan percobaan mutasi pada lalat buah dan berbagai jenis lainnya. Namun tak satupun dari percobaan ini memperlihatkan mutasi yang memperbaiki informasi genetik pada makhluk hidup.
Saat ini permasalahan mutasi masih menjadi kebuntuan besar bagi Darwinisme. Meskipun teori seleksi alam menganggap mutasi sebagai satu-satunya sumber dari “perubahan menguntungkan”, tidak ada mutasi dalam bentuk apapun yang teramati yang benar-benar menguntungkan (yaitu, yang memperbaiki informasi genetik). Dalam bab selanjutnya, kita akan mengkaji permasalahan ini secara rinci.
Kebuntuan lain bagi neo-Darwinis datang dari catatan fosil. Bahkan pada masa Darwin, fosil telah menjadi rintangan yang penting bagi teori ini. Sementara Darwin sendiri mengakui tak adanya fosil “spesies peralihan”, dia juga meramalkan bahwa penelitian selanjutnya akan menyediakan bukti atas bentuk peralihan yang hilang ini. Namun, meskipun semua ahli kepurbakalaan telah berupaya, catatan fosil tetap menjadi rintangan penting bagi teori ini. Satu persatu, gagasan semacam “organ peninggalan”, “rekapitulasi embriologi” dan “homologi” kehilangan arti pentingnya oleh penemuan-penemuan ilmiah terkini. Semua permasalahan ini diuraikan dengan lebih lengkap pada bab-bab selanjutnya dari buku ini.


Sebuah Teori dalam Krisis

Kita baru saja mengupas secara singkat kebuntuan yang ditemui Darwinisme sejak hari pertama ia diajukan. Kini kita akan mulai mengkaji betapa besarnya kebuntuan ini. Dengan melakukan ini, tujuan kami adalah menunjukkan bahwa teori evolusi bukanlah kebenaran ilmiah tak terbantahkan, seperti yang banyak orang sangka atau coba untuk diyakinkan kepada orang lain. Sebaliknya, terdapat pertentangan mencolok ketika teori evolusi dihadapkan dengan penemuan-penemuan ilmiah dalam berbagai bidang seperti asal usul kehidupan, genetika populasi, anatomi perbandingan, kepurbakalan, dan biokimia. Singkatnya, evolusi adalah sebuah teori yang sedang dilanda “krisis.”
Itu tadi adalah gambaran dari Prof. Michael Denton, seorang ahli biokimia Australia dan seorang kritikus terkenal atas Darwinisme. Dalam bukunya Evolution: A Theory in Crisis (Evolusi: Sebuah Teori dalam Krisis) (1985), Denton menguji teori ini di bawah berbagai cabang ilmu, dan menyimpulkan bahwa teori seleksi alam sangatlah jauh dari memberikan penjelasan bagi kehidupan di bumi.6 Tujuan Denton dalam mengajukan kritiknya bukanlah untuk menunjukkan kebenaran dari pandangan lain, tetapi hanya membandingkan Darwinisme dengan fakta-fakta ilmiah. Selama dua dasawarsa terakhir, banyak ilmuwan lain menerbitkan karya-karya penting mempertanyakan keabsahan teori evolusi Darwin.
Dalam buku ini, kita akan mengkaji krisis ini. Tak peduli betapapun banyaknya bukti nyata yang diberikan, sebagian pembaca mungkin tidak bersedia melepaskan posisi mereka, dan akan tetap bertahan dengan teori evolusi. Namun, membaca buku ini masih akan bermanfaat bagi mereka, karena ini akan membantu mereka melihat keadaan sebenarnya dari teori yang mereka yakini tersebut, di bawah penemuan-penemuan ilmiah.

hari akhir dan imam mahdi

TECHNICS MECHANICALS KUANTUM DISCHOPERYING THE UNDER WORLD

HARI AKHIR DAN MUNCULNYA AL MAHDI


Beberapa penjelasan penting mengenai Hari Akhir adalah sebagai berikut: Selama kekacauan mengerikan di hari akhir, Allah akan memerintahkan seorang hamba yang mempunyai akhlak yang mulia, yang dikenal sebagai Al Mahdi (pemberi petunjuk ke arah kebenaran), untuk mengajak umat manusia kembali ke jalan yang benar. Tugas pertama Al Mahdi akan berupa dikobarkannya perang pemikiran di dalam dunia Islam dan mengembalikan umat Muslin yang telah jauh dari intisari Islam sejati, menuju iman dan akhlak sesungguhnya. Dalam hal ini, Al Mahdi mempunyai tiga tugas dasar:
1. Menghancurkan seluruh sistem filsafat yang mengingkari keberadaan Allah dan mendukung ateisme.
2. Memerangi takhayul dengan membebaskan Islam penindasan orang-orang munafik yang telah menyimpangkan agama, dan kemudian mengungkap dan melaksanakan akhlak Islam sejati yang didasarkan pada aturan Al Qur’an.
3. Memperkuat seluruh dunia Islam, baik secara politik maupun sosial, dan kemudian mengembangkan perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan serta memecahkan berbagai masalah kemasyarakatan.
Menurut sejumlah besar hadits, Nabi ‘Isa AS akan turun ke bumi pada waktu bersamaan dan akan menyeru seluruh pemeluk Kristen dan Yahudi, khususnya, untuk meninggalkan berbagai kepercayaan takhayul yang diyakini oleh mereka pada saat ini dan hidup menurut Al Qur’an. Ketika pemeluk Kristen telah mendengarkannya, umat Islam dan Kristen akan bersama di bawah satu keimanan dan dunia ini akan mengalami zaman perdamaian, keamanan, kebahagian, dan kesejahteraan terbesar yang dikenal sebagai Masa Keemasan.


TANDA-TANDA KEDATANGAN AL-MAHDI

Penyimpangan mendalam
Sementara lingkungan yang menyimpang justru dapat membuat orang-orang beriman dengan iman yang kuat meningkat keimanan dan kesabaran mereka, dan pahala mereka di Hari Akhirat, lingkungan seperti ini menyebabkan orang-orang dengan iman yang lemah dan dangkal menjadi kehilangan keimanan mereka atau semakin memperlemahnya. Al Mahdi akan datang ketika lingkungan yang menyimpang ini sudah sangat dalam dan parah.
Al Mahdi, salah satu kaumku, muncul sebagai manusia dengan ridha Allah, saat Hari Pembalasan sudah dekat dan melemahnya hati orang-orang beriman karena kematian, kelaparan, dan hilangnya sunah, dan munculnya kemajuan teknologi dan hilangnya makna memerintahkan kebenaran dan melarang kemungkaran. Kemakmuran dan keadilannya akan memudahkan hati orang-orang yang beriman, dan persahabatan serta saling mencintai akan menyelesaikan perselisihan di antara bangsa-bangsa non-Arab dan Arab. (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-burhan fi ’Alamat al-Mahdi Akhir al-Zaman, halaman. 66)
Kekacauan, penyimpangan, dan ketakutan akan muncul di Barat .... Penyimpangan akan meningkat pesat. (Mukhtasar Tazkirah Qurtubi)
Sejenis penyimpangan akan muncul ke permukaan. Tidak satu pun pihak mampu melindungi dirinya dari penyimpangan itu, dan penyimpangan itu menyebar segera ke setiap penjuru. Situasi ini akan bertahan hingga seseorang datang dan berkata, “Hai umat manusia, mulai saat ini pemimpinmu adalah Al Mahdi.” (Ibnu Hajar Haytahami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi’alamat al-Mahdi al-Muntazar, hal. 23)
Hadits ini berbicara mengenai sebuah penyimpangan yang akan menyentuh setiap orang dan menyebar dengan cepat. Dengan kata lain, sejenis penyimpangan yang dikenal oleh setiap orang dan menjadikan orang-orang beriman sebagai sasarannya. Penyimpangan ini menentang agama dan Allah. Saat ini, filsafat materialis adalah kecenderungan utama terbesar yang dirancang untuk menolak keberadaan dan penciptaan Allah. Landasan filsafat ini adalah 'teori evolusi', yang memberikan dasar, yang oleh pencetusnya disebut sendiri sebagai hal “ilmiah”. Walaupun tidak didasarkan pada bukti ilmiah dan logika apa pun, kalangan materialis tertentu di seluruh dunia tetap berusaha agar teori ini diterima, dengan menggunakan cara-cara yang dikaitkan dengan propaganda yang kuat, kebohongan, dan bahkan penipuan.
Pada saat ini, ketika teori ini telah merasuki hampir setiap rumah tangga melalui media massa dan televisi, maka setiap orang di dunia Islam dan di mana pun berada telah mendengarkannya. Teori ini adalah teori pertama yang dinyatakan sebagai kenyataan ketika seseorang masih kanak-kanak dengan cara kebohongan dan penipuan yang tidak terhitung banyaknya. Ketika mereka tumbuh semakin dewasa, mereka terus disesatkan oleh omong kosong lucu ini, bahwa mereka dan seluruh umat manusia muncul sebagai makhluk hidup hanya karena kebetulan dan bahwa mereka adalah keturunan monyet. Para pemuda dari semua usia dicuci otaknya di seluruh tingkatan pendidikan melalui kebohongan para evolusionis.
Ada sebuah poin penting yang perlu digarisbawahi di sini. Sebagaimana ditekankan oleh Rasulullah SAW pada salah satu haditsnya, penyimpangan yang menyebar cepat dan merata di seluruh dunia hanya bisa mengemuka ketika perangkat teknologi yang tepat tersedia, seperti yang ada sekarang (misalnya, media massa, penerbitan, media elektronik, internet, dan komunikasi satelit). Ketika teknologi tersebut belum muncul di masa lalu, penyimpangan tidak akan menyebar ke seluruh dunia. Akibatnya, tidak ada bentuk penyimpangan lain yang telah menyatakan perang atas keberadaan, penciptaan dan agama Allah terlihat di masa lalu. Semua hal ini adalah di antara tanda-tanda penting, sehingga datangnya Al Mahdi bertepatan dengan masa sekarang.

Larangan agama yang mendapatkan penerimaan
Gaya hidup yang marak pada masa sekarang, yang telah menyebar begitu luas dalam beberapa dekade terakhir, dan tidak membuat perbedaan yang jelas antara apa yang dilarang dan diperbolehkan oleh agama, dan justru mentolerir segala jenis penyimpangan, mencerminkan lingkungan yang digambarkan dalam hadits-hadits ini. Beberapa hadits menjelaskan lingkungan kegelapan ini, pertanda datangnya Al Mahdi, sebagai berikut:
Al Mahdi tidak akan muncul, kecuali orang-orang kafir menyerbu ke segala tempat dan secara terbuka dilakukan di depan umum. Yang berkuasa di saat seperti itu adalah penyerbuan oleh orang-orang tak beriman.... Itulah kekuatannya. (Mektubat-i Rabbani, 2:259).
Al Mahdi akan datang setelah berbagai penyimpangan keji (fitnah), di mana seluruh larangan dianggap sebagai hukum (Ibnu Hajar al-Haythami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi `Alamat al-Mahdi al-Muntazar, hal. 23).

Perang Iran-Irak
Akan ada huru hara di bulan Syawal (bulan kesepuluh dalam kalender Hijriyah), pembicaraan tentang perang di bulan Dzulqa’dah (bulan kesebelas dalam kalender Hijriyah) dan pecahnya perang di bulan Dzulhijjah (bulan kedua belas). (Allamah Muhaqqiq Ash-Sharif Muhammad ibn 'Abd al-Rasul, Al-Isaatu li Asrat'is-saat, hal. 166)
Tiga bulan yang dimaksudkan dalam hadits ini kebetulan bertepatan dengan bulan-bulan berkecamuknya Perang Iran Irak. Pemberontakan pertama atas Shah Iran berlangsung pada 5 Syawal 1398 (8 September 1976), seperti yang ditunjukkan oleh hadits ini, dan perang meletus antara Iran dan Irak pada bulan Dzulhijjah 1400 (Oktober 1980).
Hadits lain menjelaskan keterangan perang ini sebagai berikut:
Sebuah bangsa/suku akan datang dari arah Persia, dengan menyeru, “Kamu bangsa Arab! Kamu begitu bersemangat! Apabila Kamu tidak memberi hak mereka yang sebenarnya, tidak satu pun akan bersekutu denganmu ... Hak itu harus diberikan kepada mereka satu hari dan kepadamu pada hari berikutnya, dan janji-janji kerja sama harus ditepati...! Mereka akan berangkat ke Mutekh; umat Islam akan turun ke lembah itu ... Orang-orang musyrik akan berdiri di sana di tepi sebuah sungai hitam (Rakabeh) di sisi lain. Akan ada perang di antara mereka. Allah akan mencabut kedua pasukan itu dari kemenangan ... (Al Barzeenji, Signs of the Judgment Day, p. 179)
- Bangsa yang datang dari arah Persia: bangsa yang datang dari wilayah Iran
- Persia: Iran, orang-orang Iran
- Turun ke lembah: Lembah, Lembah Iran
- Mutekh: Nama sebuah gunung di wilayah itu
- Rakabeh: Wilayah tempat sumur-sumur minyak terpusat
Hadits ini menarik perhatian karena pecahnya perselisihan rasial yang akan menyebabkan kedua belah pihak turun ke lembah (Lembah Iran) dan terjadinya perang. Kemudian, seperti yang dicatat di hadits ini, Perang Iran Irak berlangsung selama 8 tahun, dan walaupun ribuan korban telah berjatuhan, tetapi tidak satu pun pihak dapat menyatakan kemenangan atau keunggulan yang mutlak.

Pendudukan Afghanistan
Taliqan yang sangat miskin (sebuah wilayah di Afghanistan), yang di tempat itu berada harta Allah, tetapi bukan emas dan perak, tetapi terdiri dari orang-orang yang mengenal Allah seperti mereka seharusnya mengenalnya. (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi Akhir al-zaman, hal. 59)
Ada suatu petunjuk bahwa Afghanistan akan diduduki selama Hari Akhir. Invasi Rusia ke Afghanistan berlangsung pada tahun 1979 (1400, menurut kalender Hijriyah). Selain itu, hadits ini mengajak kita memperhatikan kekayaan alam Afghanistan. Saat ini, kandungan minyak bumi yang besar, tambang besi dan tambang batu bara yang belum digali secara komersial telah ditemukan di sana.

Berhentinya aliran sungai Eufrat
Berhentinya dan terganggunya aliran sungai Eufrat merupakan salah satu tanda kedatangan Al Mahdi.
Segera sungai Eufrat akan memperlihatkan kekayaan (gunung) emas, maka siapa pun yang berada pada waktu itu tidak akan dapat mengambil apa pun darinya. (HR Bukhari)
Sungai itu (Eufrat) akan memperlihatkan sebuah gunung emas (di bawah sungai itu). (Abu Daud)
Berbagai buku hadits menyebutkan kedua peristiwa ini. Al-Suyuti menyebutkan hadits ini sebagai ‘berhentinya air.’ Sebenarnya Bendungan Keban telah menghentikan aliran air sungai ini. Tanah sekitarnya telah menjadi sama nilainya dengan emas karena berbagai alasan, seperti dihasilkannya aliran listrik dan begitu suburnya tanah pertanian melalui fasilitas irigasi dan transportasi sejak bendungan itu dibuat. Bendungan ini menyerupai gunung betun, dan kekayaannya senilai emas yang keluar dari sungai itu. Oleh karena itu, dam ini menyerupai sifat-sifat ‘gunung emas’ (Allah-lah Yang Maha Tahu).

Gerhana bulan dan matahari di bulan Ramadhan
Ada dua tanda untuk kedatangan Al Mahdi ... Yang pertama adalah gerhana bulan di malam pertama Ramadhan, dan kedua adalah gerhana matahari di pertengahan bulan ini. (Ibn Hajar al-Haythami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi `Alamat al-Mahdi al-Muntazar, hal. 47)
Akan ada dua gerhana matahari di bulan Ramadhan sebelum kedatangan Al Mahdi. (Mukhtasar Tazkirah Qurtubi)
... Gerhana matahari di pertengahan bulan Ramadhan dan gerhana bulan di akhirnya .... (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi Akhir al-zaman, h. 37)
Telah sampai kepadaku bahwa sebelum Al Mahdi datang bulan akan gerhana dua kali di bulan Ramadhan (Diriwayatkan oleh by Abu Nu'aym in al-Fitan)
Yang menarik di sini adalah, tidak mungkin akan ada dua gerhana matahari dan gerhana bulan dalam satu bulan. Hal ini tidak dapat terjadi pada keadaan biasa. Akan tetapi, sebagian besar tanda-tanda Hari Akhir merupakan peristiwa-peristiwa yang dapat dijangkau dan diwujudkan oleh pikiran manusia, dan tergantung pada alasan tertentu.
Apabila peristiwa-peristiwa ini dianalisis lebih lanjut, sejumlah perbedaan menjadi jelas. Yang terbaik dilakukan dalam keadaan seperti ini adalah menentukan hal-hal yang menjadi kesepakatan. Dugaan yang ada adalah sebagai berikut: akan ada gerhana matahari dan bulan selama bulan Ramadhan. Keduanya akan berjarak sekitar 14-15 hari dan gerhana-gerhana ini akan berulang dua kali.
Sejalan dengan perhitungan ini, ada sebuah gerhana bulan pada tahun 1981 (tahun Hijriyah 1401) pada hari ke-15 bulan Ramadhan dan gerhana bulan pada hari ke-29 pada bulan tersebut. Ada pula sebuah gerhana bulan “kedua” pada tahun 1982 (tahun Hijriyah 1402) pada hari ke-14 bulan Ramadhan dan gerhana matahari pada hari ke-28 pada bulan tersebut.
Ini juga penting, terutama karena dalam contoh khusus ini, akan ada sebuah gerhana bulan penuh di pertengahan bulan Ramadhan, sebuah ramalan yang paling mendekati kebenaran.
Kejadian peristiwa-peristiwa ini selama kurun waktu yang sama bertepatan dengan tanda-tanda kedatangan Al Mahdi. Hal tersebut, beserta kejadian ulangannya yang menakjubkan di permulaan abad keempat belas Hijriah selama dua tahun berturut-turut (1401-02), menjadikan kejadian-kejadian ini mungkin adalah tanda-tanda yang disebutkan oleh hadits.

Munculnya sebuah komet
Sebuah bintang dengan ekor bercahaya akan muncul dari Timur sebelum munculnya Al Mahdi. (Ka’b al-Ahbar)
Sebuah komet akan muncul di Timur dengan mengeluarkan cahaya sebelum tiba. (Ibn Hajar al-Haythami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi `Alamat al-Mahdi al-Muntazar, hal. 53)
Munculnya bintang itu akan terjadi setelah gerhana matahari dan bulan. (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi Akhir al-zaman, hal. 32).
Seperti yang disebutkan oleh sejumlah hadits,
Pada tahun 1986 (1406 Hijriyah), komet Halley melintasi bumi. Komet ini merupakan sebuah bintang terang bersinar yang melintas dari Timur ke Barat. Ini terjadi setelah gerhana matahari dan bulan pada tahun 1981 dan 1982 (1401-1402 Hijriyah).
Kejadian munculnya bintang ini dengan tanda-tanda lain kemunculan Al Mahdi menunjukkan bahwa komet Halley adalah bintang seperti yang dimaksudkan di hadits ini.

Penyerbuan Ka’bah dan akibat pertumpahan darah
Orang-orang akan menunaikan ibadah haji bersama-sama dan berkumpul tanpa seorang Imam. Orang-orang yang naik haji akan dilempari dan akan ada sebuah peperangan di Mina yang menyebabkan banyak orang terbunuh dan darah akan mengalir sampai Jumratul Aqabah. (Jamra: sebuah pilar batu yang menjadi simbol Setan dan dilempari dengan batu jumrah selama ibadah haji.) (Diriwayatkan oleh 'Amr ibn Shu'ayb, al-Hakim and Nu'aym ibn Hammad)
Orang-orang akan menunaikan ibadah haji tanpa seorang imam yang memimpin mereka. Peperangan besar akan pecah ketika sampai ke Mina dan mereka dilempari seperti anjing dilempari dan suku-suku saling menyerang satu dengan lainnya. Perselisihan ini meluas sehingga kedua kaki terkubur di genangan darah. (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi Akhir al-zaman, h. 35)
Kata “pada tahun ketika dia akan muncul” menarik perhatian kita pada sebuah pembantaian yang akan terjadi pada tanggal kemunculan Al Mahdi. Pada tahun 1979, sebuah pembantaian yang sangat mirip dengan ini terjadi selama penyerbuan Ka’bah, yang terjadi selama bulan haji. Yang sangat menarik karena penyerbuan ini terjadi pada permulaan periode selama itu tanda-tanda munculnya Al Mahdi, yaitu hari pertama 1400 Hijriyah (21 November 1979).
Hadits-hadits ini juga menyebutkan pertumpahan darah dan pembantaian. Pembunuhan atas 30 orang selama bentrokan antara tentara Arab Saudi dan para militan yang melakukan penyerangan selama penyerbuan itu memperkuat kebenaran bagian lain dari hadits ini.
Tujuh tahun kemudian, sebuah peristiwa yang lebih berdarah terjadi selama bulan haji. Pada peristiwa ini, 402 jamaah haji yang melakukan demonstrasi terbunuh, dan banyak menimbulkan pertumpahan darah. Baik tentara Arab Saudi maupun jemaah haji Iran telah melakukan dosa besar karena mereka saling membunuh. Insiden berdarah ini mempunyai kesesuaian yang tinggi dengan peristiwa yang dijelaskan dalam hadits ini.
There come the cries of war in (the month of) Shawwal with the outbreak of war, massacre, and carnage in (the month of) Dhu'l-Hijja. The pilgrims are plundered in this month, the streets cannot be crossed because of the blood shed, and religious prohibitions are violated. Big sins are committed near the Magnificient House (the Ka`ba). (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi Akhir al-zaman, p. 37)
Akan datang tangis peperangan di bulan Syawal dengan pecahnya perang, pembantaian, dan pembunuhan di bulan Dzulhijjah. Jamaah haji dijarah di bulan ini, jalan-jalan tidak dapat dilewati karena genangan darah, dan larangan agama dilanggar. Dosa besar telah dilakukan di sisi Rumah Penuh Berkah (Al Ka’bah). (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi Akhir al-zaman, h. 37)
Hadits ini menarik perhatian kita pada insiden yang akan terjadi di dekat Ka’bah. Insiden selama tahun 1407 Hijriyah sebenarnya terjadi dekat Ka’bah, dan bukan di dalamnya, yang berbeda dengan peristiwa tahun 1400 Hijriyah. Kedua insiden ini terjadi tepat seperti yang dimaksudkan oleh hadits-hadits tersebut.

Terlihatnya api di Timur
Di bagian lain dari tanda-tanda munculnya Al Mahdi,, buku Ikdidduerer menyatakan: ”Munculnya sebuah kebakaran besar yang terlihat di Timur hingga mencapai langit selama tiga malam. Terlihatnya warna merah yang besar tidak semerah warna fajar lazimnya, dan merebak di atas horison. (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi Akhir al-zaman, h. 32)
Sebuah kebakaran besar akan terjadi di Timur selama 3 atau 7 hari dalam sebuah rentetan yang diikuti dengan kegelapan di langit dan warna kemerahan baru yang tidak seperti warna merah biasa yang menyebar di atas langit. Sebuah pernyataan akan didengar dalam sebuah bahasa yang dapat dipahami bumi. (Allamah Muhaqqiq Ash-Sharif Muhammad ibn 'Abd al-Rasul, Al-Isaatu li Asrat'is-saat, h. 166)
Aku bersumpah bahwa sebuah api besar akan mengurungmu. Api itu sekarang dalam keadaan padam di lembah yang disebut Berehut. Api itu menelan orang-orang dengan rasa sakit yang pedih di dalamnya, membakarnya, dan menghancurkan jiwa dan harta, dan menyebar ke seluruh dunia dengan terbang seperti awan melalui bantuan angin. Panasnya di malam hari lebih tinggi daripada suhu siang hari. Dengan berjalan hingga sedalam pusat bumi dari kepala-kepala manusia, api itu menjadi sebuah keributan besar, tepat seperti kilat antara bumi dan langit, demikian beliau bersabda. (Mukhtasar Tazkirah Qurtubi)
Penjelasan singkat tentang api ini, sebuah tanda kedatangan Al Mahdi adalah sebagai berikut:
Pada bulan Juli 1991, setelah invasi Irak ke Kuwait, sebuah kebakaran besar menyebar melintasi Kuwait dan Teluk Persia setelah pasukan Irak membakar sumur-sumur minyak Kuwait.
Selain itu, bagian pertama hadits ini mengatakan bahwa api itu berada ‘dalam keadaan padam.’ Oleh karena itu, api itu disebabkan oleh dibakarnya suatu zat yang mudah terbakar. Yang menunggu dalam keadaan padam bukanlah api itu sendiri, melainkan bahan yang akan dibakar oleh api tersebut.
Dalam hal ini, zat tersebut berarti minyak bumi di bawah tanah. Berehut adalah nama sebuah sumur – sebuah sumur minyak bumi. Ketika waktu itu datang, minyak bumi yang dikeluarkan dari sumur-sumur itu akan menjadi api yang siap untuk dibakar.

Sebuah tanda dari matahari
Dia (Al Mahdi) tidak akan datang, kecuali ada sebuah tanda muncul dari matahari. (Ibn Hajar al-Haythami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi `Alamat al-Mahdi al-Muntazar, h. 47)
Al Mahdi tidak akan datang, kecuali terbitnya matahari sebagai suatu pertanda. (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi Akhir al-zaman, h. 33)
Ledakan besar yang terdeteksi di matahari selama abad kedua puluh dapat merupakan tanda ini.
Selain itu, pada tanggal 11 Agustus 1999, gerhana matahari adalah gerhana terakhir abad kedua puluh. Gerhana ini adalah gerhana pertama yang dapat dilihat oleh begitu banyak orang dan dapat dipelajari dalam jangka waktu yang begitu panjang.

Membangun Kembali Tempat-tempat yang Telah Hancur
Pembangunan kembali tempat-tempat yang hancur di dunia dan reruntuhan bangunan-bangunan adalah tanda dan petunjuk penting Hari Kiamat (Ismail Mutlu, Kıyamet Alametleri, (Signs of the Last Day), Mutlu Publications, Istanbul, 1999, hal.138).

Berbagai hadits meriwayatkan bahwa Al Qur’an
berbicara tentang Al Mahdi
Al Mahdi akan memerintah bumi, tepat seperti Dzulqarnain dan Sulaiman (Ibn Hajar al-Haythami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi ‘Alamat al-Mahdi al-Muntazar, h. 29).
Ashabul Kahfi akan menjadi para penolong Al Mahdi (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi Akhir al-zaman, hal. 59).
Jumlah penolong Al Mahdi akan sama banyaknya seperti orang yang melintasi sungai bersama Thalut (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi Akhir al-Zaman, hal. 57).

desain grafis

TECHNICS MECHANICALS KUANTUM DISCHOPERYING THE UNDER WORLD

Desain grafis adalah seni
Pekerjaan desain grafis menuntut pemahaman terhadap esensi dunia visual dan seni (estetika). Sebab desain grafis menerapkan elemen-elemen dan prinsip-prinsip desain (komposisi) dalam memproduksi sebuah karya visual. Desain grafis menerapkan beberapa prinsip, yakni: Kesederhanan, Keseimbangan, Kesatuan, Penekanan, dan Repetisi. Sedangkan elemenelemen
yang diusungnya meliputi Garis, Bentuk, Ruang, Tekstur, dan Warna. Dan pada akhirnya sang penikmat karya visual akan memberikan penilaian, seperti apa yang dikatakan Kant: Nilai Estetisdan Nilai Ekstra. Nilai estetis diperoleh melalui penggunaan elemen-elemen dan prinsipprinsip.
Sedangkan nilai ekstra muncul: gerakan (animasi), percepatan, lambaian, suasana panas, atmosfer tenang dan lain sebagainya.
Sony Kartika (2004) dalam Pengantar Estetika memaparkan tiga tingkatan basis aktivitas estetik. Pertama, pengamatan terhadap kualitas material, warna, suara, gerak sikap dan banyak lagi sesuai dengan jenis seniserta reaksi fisik yang lain. Kedua, penyusunan dan pengorganisasian hasil pengamatan. Pengorganisasian itumerupakan konfigurasi struktur bentukbentuk
yang menyenangkan dengan pertimbangan harmoni, kontras, keseimbangan, kesatuan, keselarasan yang utuh. Ketiga, susunan hasil persepsi. Hal ini dihubungkan dengan perasaan dan emosi, yang merupakan hasil interaksi antara persepsi memori dengan persepsi visual.
Komputer Grafis:
Gunakan yang Paling Populer
Dalam hal penggunaan teknologi komputer grafis, desainer grafis harus benar-benar paham menggunakan berbagai perangkat lunak komputer grafis untuk mempercepat dan mengefisienkan dalam menghasilkan sebuah karya grafis. Dalam contoh mendesain majalah anak-anak yang full colormisalnya, kalibrasi monitor dan kecocokan antar perangkat harus dipahami agar warna yang didesain sama seperti hasil ketika nanti dicetak di atas kertas. Termasuk misalnya jangan menggunakan perangkat lunak yang tidak populer, yang mana tidak digunakan oleh percetakan. Ini malahan akan merepotkan Anda sendiri.
Beberapa perangkat lunak komputer grafis yang paling sering digunakan dalam pekerjaan desain grafis adalah AdobePagemaker, AdobePhotoshop,
Panduan Mengenal Desain Grafis - Vinsensius Sitepu
www.escaeva.com 7
Macromedia Freehand, Quark Express, CorelDraw, Adobe Illustrator. Dan ada juga perangkat lunak pendukung untuk menghasilkan karya grafis 3D, semacam 3D Max, Maya, Poser, Terragen dan Bryce. Penggunaan kelima program populer ini bisa Anda pakai dalam menghasilkan elemen tambahan bagi karya desain Anda. Untuk membuat bola kristal yang realistik misalnya, Anda tidak perlu melukis atau menggambar dengan AdobePhotoshop atau CorelDraw, yang memang diperuntukkan memproduksi grafis dua dimensi saja.
Bicaralah secara visual